Beranda KESEHATAN Waspadai DBD, dr Benny: Fogging Saja tidak Cukup, Tapi Perlu Penerapan PHBS

Waspadai DBD, dr Benny: Fogging Saja tidak Cukup, Tapi Perlu Penerapan PHBS

215

SIAK (Infosiak.com) – Sejak memasuki musim penghujan, sejumlah warga di Kabupaten Siak dikabarkan ada yang mulai terserang wabah Demam Berdarah Dengue (DBD). Dengan demikian, masyarakat berharap agar kiranya Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Siak melalui instansi terkaitnya yakni Dinas Kesehatan (Diskes) bisa segera tanggap untuk melakukan penyemprotan alias fogging di sekitar pemukiman penduduk yang rawan akan berjangkitnya wabah DBD.

Berdasarkan informasi yang diterima Infosiak.com, selama tahun 2019 ini tercatat sedikitnya 86 kasus DBD yang sudah ditangani oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tengku Rafi’an Siak. Sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Medis RSUD Tengku Rafi’an Siak Hartini, Senin (23/12/2019) siang.

“Iya, berdasarkan data rekapitulasi pasien DBD yang dirawat di RSUD Siak, selama tahun 2019 tercatat sekitar 86 kasus. Sebagian besar merupakan pasien rujukan dari Puskesmas-puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Siak,” terang Hartini.

Baca Juga:  Penderita DBD di Perawang Terus Meningkat, Per 4 Februari 2019 Sudah 11 Kasus

Berikut rincian data rujukan kasus DBD yang sudah ditangani pihak RSUD Tengku Rafi’an Siak selama tahun 2019 (terhitung sejak Januari – Desember):

  1. Kecamatan Siak = 18 kasus.
  2. Kecamatan Bungaraya = 12 kasus.
  3. Kecamatan Sabak Auh = 10 kasus.
  4. Kecamatan Sungai Apit = 6 kasus.
  5. Kecamatan Koto Gasib = 5 kasus.
  6. Kecamatan Dayun = 7 kasus.
  7. Kecamatan Lubuk Dalam = 1 kasus.
  8. Kecamatan Tualang = 18 kasus.
  9. Kecamatan Minas = 2 kasus.
  10. Kecamatan Mempura = 7 kasus.
    Dengan total = 86 kasus.

Terkait adanya wabah DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut, Direktur RSUD Tengku Rafi’an Siak dr H Benny Chairuddin Sp.An, M.Kes menegaskan, untuk mencegah dan mengantisipasi berjangkitnya wabah DBD, masyarakat harus menerapkan pola Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungannya.

“DBD ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Oleh sebab itu, untuk menghindarinya kita semua harus menerapkan pola hidup PHBS di lingkungan kita, yakni dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama sampah-sampah atau barang-barang yang bisa menyebabkan genangan air,” jelas dr Benny.

Dikatakannya juga, secara umum wabah DBD menyebar disebabkan banyaknya tempat-tempat tampungan air di sekitar kita yang tidak segera dibersihkan, karena di tempat itu lah jentik-jentik (bibit, red) nyamuk Aedes Aegypti berkembangbiak.

“Agar kita terhindar dari DBD, maka kita harus rajin membersihkan parit-parit sekitar rumah dan tempat-tempat genangan air lainnya yang menjadi penyebab berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti. Termasuk juga bila ada baju-baju yang bergantung di tempat gelap dan lembab untuk segera diambil supaya tidak menjadi sarang nyamuk. Dan jika ada tanda-tanda masyarakat yang terkena gejala demam berdarah, diharapkan agar segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat,” lanjut dr Benny.

Baca Juga:  DBD Marak, Penghulu Perawang Barat Ajak Warganya Lakukan PSN Demam Berdarah

Menyinggung soal fogging, dengan tegas dr Benny mengatakan, bahwasanya fogging bukanlah solusi yang tepat untuk mengusir atau menghilangkan wabah DBD, karena pada hakikatnya fogging hanya membunuh induk nyamuk, namun tidak dapat menghilangkan/membasmi jentik-jentik nyamuk penyebab penyakit DBD tersebut.

“Meskipun fogging sifatnya hanya membunuh induk nyamuk, namun fogging juga perlu untuk dilakukan, terutama di daerah-daerah yang masyarakatnya kerap terserang DBD. Bagi masyarakat yang ingin di daerahnya dilakukan fogging, silahkan saja melapor ke Dinas Kesehatan (Diskes), nanti akan dilihat oleh petugas apakah diperlukan atau tidak fogging di daerah tersebut,” tutupnya.

Laporan: Miswanto/Tok
Editor: Afrijon

loading...