SIAK, Publiknews – Petani padi di Kecamatan Bungaraya dan Sabak Auh kelabakan mencari pupuk besubsidi, padahal kini mereka sudah mulai menyemai benih, bahkan ada yang sudah tanam, dan memasuki waktu pemupukan.
Namun apa yang mereka butuhkan, khususnya pupuk bersubsii yang telah diusulkan sejak bulan lalu tak kunjung datang. Hal itu memaksa petani beralih ke pupuk non subsidi, meski terpaksa merogoh saku lebih dalam, karena harga pupuk non subsidi dua kali lipat lebih dari harga pupuk subsidi.
Demikian disampaikan oleh seorang anggota kelompok tani Kecamatan Bungaraya Ngadiman, Rabu (5/4) di lokasi acara penyambutan Panglima TNI. Petani padi dari daerah Paket C ini mengaku telah melakukan tanam, dan membutuhkan pupuk.
“Kendala sekarang pupuk, sebelum tanam kami kelompok tani rapat mementukan waktu tanam biar serentak, dan mengusulkan pupuk ke dinas, biasanya 2 mingu dari usulan yang kami ajukan, pupuk subsidi turun. Kali ini lambat, sampai sekoarang pupuk subsidi kosong,” keluhnya.
Karena sudah telanjur tanam dan mengeluarkan banyak modal, baik itu racun rumput, biaya bajak sawah, bibit dan tenaga, sementara padi sudah masanya diberi pupuk. “Modal sudah banyak keluar, kalau tidak dipupuk tentu tidak akan berhasil. Mau tidak mau kita beli yang non subsidi, harganya dua kali lipat, misal urea yang susidi Rp. 160/sak (karung), yang non Rp. 360 rb, biaya tanam jadi membengkak,” jelasnya.
Ia berharap pemerintah bisa segera menurunkan bantuan pupuk subsidi, sehingga pada masa pemupukan ke dua dan ke tiga petani tidak lagi mengunakan pupuk non subsidi.
Senada disampaikan oleh kelompok tani di Kecamatan Sabak Auh Munir, kini petani memiliki semangat gadu atau tanam padi ke dua, sementara dua agen pupuk subsidi di kecamatan Sabak Auh kosong.
Dijelaskan Munir, dua tempat agen pupuk Subsidi pertama di Kampung Sungai Tengah, dan di Kampung laksamana. Ia dan anggota kelompok tani lainnya sudah mencari di dua tempat itu, namun usahanya mendapatkan pupuk subsidi sia-sia.
Sementara Kepala UPTD Pertanian Bungaraya Suwanto saat dikonfirmasi mengakui pupuk subsidi kosong, ia juga kuwalahan dikejar-kejar petani yang membutuhkan pupuk. “Petani pusing saya juga pusing, saya dikejar-kejar petani minta pupuk subsidi,” katanya Suwanto.
Menurut Suwanto, kini pemerintah membatasi kuota pupuk subsidi yang idistribusikan ke patani, dengan alasan anggaran subsidi kena rasionalisasi. “Kalau jumlahnya, berapa ton tahun kemaren, dan berapa kurangnya, lebih baik tanya langsung ke dinas, kalau ke saya cuma Bungaraya taunya,” kata Suwanto.
Kepala Dinas Holtikultural dan Tanaman Pangan Kabupaten Siak Hj Rubiati saat ditemui di ruang kerjanya tidak ada, ia sedang melaksanakan ibadah umroh ke tanah suci.
Sementara, Kasi Pendistribuasian Pupuk Subsidi Muzirman saat ditemui tidak ada di ruangannya, dan dikonfirmasi melalui telephon celuler nomor Hand Phone miliknya falam kondisi tidak aktif. (Ala)