Beranda EKONOMI Harga CPO Terus Melonjak di Pasar Dunia, Petani Sawit Punya Prospek Cerah

Harga CPO Terus Melonjak di Pasar Dunia, Petani Sawit Punya Prospek Cerah

52

JAKARTA (Infosiak.com) – Sebagai salah satu penjamin emisi penawaran umum saham perdana atau IPO PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS), PT Samuel Sekuritas Indonesia mengungkapkan prospek emiten perkebunan kelapa sawit.

Senior Technical Portfolio Advisor Samuel Sekuritas, Muhammad Alfatih menuturkan secara teknikal harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/ CPO) di Malaysia masih di dalam tren naik.

Secara teknikal harga CPO di Bursa Malaysia berpotensi menguat dengan target kenaikan teoritis 5.500 ringgit–5.900 ringgit dengan support 4.450 ringgit.

Baca Juga:  Menkop UMKM Hadiri Peringatan Hari Koperasi Ke-69 Provinsi Riau

“Harga rata-rata berdasarkan CPO di Malaysia tertinggi sepanjang masa di tahun ini dan masih ada prospek kenaikan di masa yang akan datang,” paparnya dalam pers briefing secara online, Jumat (29/10/2021).

Menurutnya, prospek dan tren kenaikan CPO ini menjadi suatu hal positif terhadap emiten perkebunan kelapa sawit secara keseluruhan di pasar modal.

Alfatih menjelaskan masuknya emiten baru di Bursa Efek Indonesia dapat menjadi angin segar bagi investor, terutama saat ini terjadi kenaikan jumlah investor pasar modal.

Baca Juga:  Harga TBS Sawit tak Kunjung Naik, Mendag Ultimatum Perusahaan Sawit Percepat Exspor CPO

Selain itu, dia mengatakan emiten perkebunan masih lagging dibandingkan emiten lainnya sehingga emiten kelapa sawit memiliki potensi bergerak naik.

“Kelapa sawit ini sektor yang masih sangat lagging, jadi prospek upside justru termasuk yang besar dibandingkan saham-saham yang sudah naik kencang, seperti bank digital,” pungkasnya.

Menurutnya, tantangan yang dihadapi oleh emiten kelapa sawit termasuk NSS adalah menjaga produksi meski ada kendala cuaca, ketika harga CPO naik.

Baca Juga:  Suyatno Ajak Petani Kembangkan Tanaman Holtikultura

Sebagai informasi, NSS akan melepas sebanyak-banyaknya 13,5 miliar lembar saham baru atau sekitar 40 persen dari total modal. Adapun harga yang ditawarkan diperkirakan berada di kisaran Rp135–Rp150 per saham.

“Tapi kalau berdasarkan harga yang [NSS] ditawarkan di kisaran Rp135–Rp150, keliatannya cukup menarik ya untuk market,” ucapnya.

Laporan: Atok
Sumber: Bisnis.com