KANDIS (Infosiak.com) – Dampak dari timbulnya korban jiwa akibat penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue), Forkopimcam Kandis menggelar pertemuan guna mengambil langkah kedepannya, Selasa, (08/01/2019), bertempat diruangan Camat Kandis.
DBD sendiri merupakan penyakit yang sangat berbahaya jika tidak cepat ditangani dengan benar karena bisa mematikan. Virus Dengue yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus betina dapat menyebabkan wabah DBD pada suatu wilayah.
“Awalnya kami pasti akan melakukan himbauan pada seluruh warga untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dengan salah satu upaya adalah meningkatkan semangat gotong royong untuk mencegah perkembangan nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus. Dengan adanya korban jiwa akibat penyakit DBD pada tahun ini di Kecamatan Kandis kiranya hal tersebut menjadi tamparan keras bagi kita semua untuk menjaga kebersihan lingkungan,” ungkap Camat Kandis melalui Sekretaris Kecamatan, Said Irwan SE.
Langkah awal yang dapat dilakukan terkait pencegahan mewabahnya DBD kiranya mutlak adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan. Sebab upaya fogging atau pengasapan hanya akan dapat dilaksanakan oleh dinas terkait setelah timbul adanya korban sebagaimana yang telah terjadi di salah satu Kampung di Kecamatan Kandis.
“Fogging atau pengasapan adalah sebuah teknik yang dipakai untuk membunuh para serangga dengan melibatkan pemakaian semprotan pestisida murni yang diarahkan oleh sebuah pompa udara. Dalam beberapa kasus, uap air panas dipakai untuk menyemprot dan didiamkan dalam waktu yang lama. Namun upaya fogging hanya dapat dilakukan oleh dinas terkait jika telah adanya korban dan itupun dengan batas wilayah yang telah ditentukan,” tutur Kepala Puskesmas Kandis, dr Aulia Kalista.
Lebih jauh dr Aulia Kalista menjelaskan gejala-gejala umum penyakit DBD seperti, panas demam tinggi yang mendadak, nyeri sendi dan di badan, rasa mual-mual ingin muntah, sakit kepala disekitar dahi, wajah berwarna kemerahan, timbul bercak-bercak merah di kulit juga trombosit dan leukosit darah turun sedang hematokrit naik.
“Diagnosa penderita DBD harus dilakukan secara seksama karena gejalanya mirip dengan banyak penyakit lain. Terlambat melakukan penanganan yang tepat bisa memperparah pasien dan bahkan bisa membuatnya meninggal dunia,” tambah dr Aulia.
Usai menggelar pertemuan, Camat Kandis beserta rombongan menjenguk warga yang terkena suspect DBD yang dilanjutkan mengunjungi rumah warga yang terkena DBD untuk melihat secara langsung kondisi lingkungan di wilayah tersebut.
Laporan : Andika S
Editor : Afrijon