Beranda POJOK Catatan Atok: Gara-gara Proposal

Catatan Atok: Gara-gara Proposal

164

POJOK (Infosiak.com) – Wak Sangkot sudah cukup lama berkecimpung di dunia perdukunan. Selain dikenal sebagai dukun sakti mandraguna, Wak Sangkot juga dikenal sebagai sosok yang memiliki karir cemerlang di salah satu Organisasi Paranormal yang ada di Tanah Pangirupan. Berkat kepiawaiannya itu, ia dipercaya/ditunjuk untuk menjadi Kepala Satuan (Kasat) Paranormal di tempat ia tinggal.

Dengan jabatannya sebagai Kasat Paranormal itu, Wak Sangkot merasa sedikit kerepotan untuk melayani masyarakat yang datang untuk berobat kepadanya, ditambah lagi dengan tugasnya sebagai Kasat Paranormal yang tentunya aktivitas kesehariannya menjadi semakin padat. Dengan demikian, Wak Sangkot terpaksa harus mencari asisten (pembantu, red) untuk mendampinginya dalam menjalankan tugas.

Selama mengemban jabatan sebagai Kasat Paranormal, Wak Sangkot didampingi oleh Dua asistennya yakni Wak Ocuk dan Wak Opas

Kedua asistennya itu memiliki tugas khusus yakni memantau dan mengecek kondisi kesehatan warga pada setiap Tiga hari sekali. Bila ditemukan adanya warga yang sakit, maka Wak Sangkot akan langsung mendatangi rumah warga tersebut untuk melakukan pengobatan.

Baca Juga:  Catatan Atok: Puasa Tapi Makan

Pada suatu waktu, beberapa hari menjelang tibanya hari Raya Idul Fitri, beredar kabar bahwasanya ada sayembara yang dibuka oleh Ketua Paranormal dari Negeri Seberang Ki Sendra Guna-guna. Dalam sayembara itu, Ki Sendra Guna-guna mengumumkan bahwasanya barangsiapa yang bisa mengalahkan ilmu kesaktiannya yakni mampu “Menendang Bola” hingga menyeberangi Sungai Kelantan, maka akan diberi hadiah berupa sebidang tanah dan seeokor Kuda Jantan berwarna Kelabu.

Mendengar sayembara itu, Wak Sangkot memanggil kedua asistennya untuk menyiapkan berbagai keperluan baik sesaji maupun ongkos perjalanan untuk menuju ke Negeri Seberang, karena selama ini Wak Sangkot dikenal sebagai Kasat Paranormal yang tidak pernah gagal dalam mengikuti berbagai sayembara.

Dengan dibekali sepucuk surat berisi proposal, Wak Sangkot menyuruh kedua asistennya untuk mendatangi seluruh Paranormal yang ada di wilayahnya guna membantu/berpartisipasi mengumpulkan dana/biaya yang akan digunakan untuk keperluan transportasi. Namun, di saat menjalankan tugasnya itu, ternyata Wak Ocuk dan Wak Opas tidak hanya mendatangi rumah-rumah Paranormal saja, melainkan juga mendatangi rumah-rumah para janda dan para fakir miskin.

Baca Juga:  Catatan Atok: "Sudah Tua Mesti Tau Diri"

Dari sekian banyak rumah-rumah janda dan fakir miskin yang didatangi oleh Wak Ocuk dan Wak Opas itu, ternyata salah satu diantaranya adalah mantan pasien Wak Sangkot yang dulu pernah berobat kepadanya karena menderita penyakit Kurap dan Stroke, sehingga ia merasa keberatan untuk memberikan sumbangan kepada kedua asisten Wak Sangkot tersebut.

Keberatannya untuk menyalurkan sumbangan itu dikarenakan kedua asisten Wak Sangkot itu meminta dengan cara memaksa yakni harus sebesar Rp100.000, sedangkan ia hanya seorang petani biasa yang kesehariannya bekerja sebagai tukang tanam cabe rawit.

Berselang beberapa hari usai kedua asisten Wak Sangkot itu menggalang dana untuk keperluan sayembara, beredar kabar bahwasanya perbuatan yang dilakukan oleh asistennya itu adalah sebuah pelanggaran terhadap norma-norma di dunia Paranormal. Akhirnya, kabar tersebut pun tersiar hingga ke Negeri Seberang dan bikin heboh.

Baca Juga:  Catatan Atok: Momok Banjir di Tahun Politik

Akibat perbuatan yang dilakukan oleh kedua asistennya itu, Wak Sangkot merasa kecewa berat karena nama baiknya tercoreng di kalangan Paranormal. Bahkan akibat kejadian itu, Wak Sangkot dinyatakan tidak boleh mengikuti sayembara yang dibuka oleh Ki Sendra Guna-guna.

Selain tidak boleh mengikuti sayembara, Wak Sangkot bersama kedua asistennya itu juga dinyatakan bersalah karena melakukan pungutan/sumbangan kepada para janda dan fakir miskin. Meskipun pada proposal yang dibuat/diketahui oleh Wak Sangkot itu, tidak ada dicantumkan agar meminta sumbangan/partisipasi kepada para janda dan fakir miskin, melainkan hanya kepada sesama Paranormal.

Kini Wak Sangkot dan kedua asistennya itu harus menanggung konsekwensi dari sebuah proposal sayembara yang berujung pada pengasingan (pembuangan, red). Wak Sangkot terancam akan dipecat dari jabatannya sebagai Kasat Paranormal. Lantas apakah Wak Sangkot dianggap sebagai orang yang bersalah?.

Penulis: Atok

loading...