PERAWANG (Infosiak.com) – Anak buah kapal (ABK) sekaligus juru masak kapal Noah VIII yang hilang di perairan sungai Siak Perawang, Kecamatan Tualang, Siak, Jum’at 1 November 2019 akhirnya ditemukan. Korban yang diketahui bernama Abdul Hamid (46), ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, Sabtu 2 November 2019 WIB sekira pukul 12.10 Wib.
Kasatpolair Polres Siak AKP Afril mengungkapkan, korban ditemukan sekitar 500 meter dari tambatan kapal bunut, kampung Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, Siak.
“Pada pukul 12.10 WIB TIM gabungan berhasil menemukan korban, sekitar lebih kurang 500 meter dari tambatan kapal bunut dalam keadaan terapung tak bernyawa,” jelas AKP Afril kepada wartawan.
Tak menunggu waktu lama, tim gabungan pencarian korban yang terdiri dari Basarnas Riau, Satpol Air Polres Siak dan dibantu oleh masyarakat langsung membawa korban ke dermaga Rasau Kuning Milik PT Indah Kiat Pulp and Paper, dan dibawa oleh ambulan menuju ke Puskesmas Perawang.
“Untuk saat ini, korban langsung kita bawa ke Puskesmas, untuk dilakukan pemeriksaan, penyebab terjatuhnya masih kita dalami,” terangnya.
Dari informasi yang dirangkum, Abdul Hamid merupakan karyawan baru yang bekerja di kapal TB Noah VIII dengan posisi sebagai ABK sekaligus juru masak.
Kapal TB Noah VIII ini bergerak dari Rembang, Jawa Timur dengan muatan batu kapur yang akan dibongkar di Pelabuhan milik PT Indah Kiat Perawang.
“Kami tiba di Perawang sudah malam pak, jadi kami menyandar dulu di tambatan kapal bunut itu untuk istrahat sembari menunggu arahan agen kapal,” tutur Kapten Kapal TB Noah VIII, Sarmanto Wisesa.
Lanjutnya bercerita, Korban tersebut sedang sakit dan beristrahat di kamar, sementara rekan-rekan yang lainnya sedang bekerja memperbaiki Dafra (Ban) haluan kapal di bagian depan.
“Saat itu, tak ada yang tau pak, tiba-tiba saja terdengar suara orang lompat ke sungai, setelah dicek rekan-rekan kapal ini kurang satu orang, disitu kita mengetahui beliau yang hanyut itu,” paparnya.
Mengetahui anggotanya hanyut, ia mengaku berusaha mengejar, namun dikarenakan arus cukul deras, kapal tak sanggup mengejar korban, hingga akhirnya melintas sebuah kapal lainnya, dan korban tak terlihat lagi.
“Saat berpapasan dengan kapal lain itu, kita langsung ke pinggir pak, sembari menahan ponton yang kita tambatkan itu.setelag itu korban tak terlihat lagi,” terangnya.
Laporan : Jhon
Editor : Afrijon