SIAK (Infosiak.com) – Juanda (33 Tahun) sehari-hari adalah guru Teknik Geomatika yang juga merupakan ketua Jurusan di Teknik Geomatika SMKN 1 Mempura Siak.
Hal itu tidak menghalangi semangatnya untuk menulis buku Teknik Sipil (geoteknik/ tanah) yakni tentang kekuatan kayu bakau di tanah lunak (gambut) sebagai perkuatan tanah lunak yang penelitiannya dilakukan di Kabupaten Siak.
Dalam buku yang dicetak oleh penerbit asal Yogjakarta itu menyebutkan, Provinsi Riau pada umumnya dan Kabupaten yang berada di tepian sungai seperti Indargiri Hilir, Meranti dan khususnya Kabupaten Siak didominasi oleh tanah lunak berupa sedimen alluvial dataran rendah,.
Yang mana pada umumnya, permasalahan yang timbul pada konstruksi di atas tanah lunak adalah geseran (shearing).
Umumnya permasalahan yang timbul pada konstruksi di atas tanah lunak adalah besarnya penurunan dan kapasitas dukung yang rendah. Mekanisme hilangnya keseimbangan dapat terjadi pada tanah dengan daya dukung rendah, diakibatkan dari beban berat tanah itu sendiri.
Cerucuk bakau sebagai alternatif perkuatan tanah lunak dibeberapa daerah di Provinsi Riau khususnya di daerah pesisir yang sudah lama dan sering digunakan, namun belum ada evaluasi yang mendetail tentang penggunaannya.
Sampai saat ini para perencana dan praktisi di Teknik Sipil dalam perencanaan cerucuk belum ada acuan yang jelas, sehingga dalam penerapannya didasarkan pangalaman masing-masing perencana dan praktisi. Oleh karena itu, hasil perencanaan dapat berdampak kurang aman atau terlalu aman sehingga kurang efektif.
Dalam bukunya yang berjudul “Cerucuk bakau sebagai perkuatan kapasitas dukung tanah lunakā telah menyimpulkan adanya peningkatan daya dukung tanah terhadap kayu bakau yang digunakan sebagai cerucuk baik terhadap varasi spasi, jarak antara bakau maupun terhadap pola pemasangan dan pola kayu yang di pasang ke dalam tanah.
Kepada Infosiak.com Juanda menjelaskan bahwa Bakau pada penelitian ini memiliki kekuatan daya angkat yang lebih besar sehingga sulit diangkat kembali dibandingkan daya tekannya.
“Saya berharap kepada masyarakat terutama daerah pesisir yang menggunakan kayu bakau sebagai bagian dari aktivitas kegiatan hariannya ataupun sumber kehidupannya agar juga bisa melestarikan bakau yang selain untuk pemecah ombak (tsunami) juga bermanfaat secara ilmiah untuk konstruksi (pondasi),” harap Juanda.
Melalui buku ini penulis juga menyampaikan bahwa cerucuk bakau memiliki kelas kuat kayu yang cukup baik untuk digunakan sebagai cerucuk bakau pada pondasi di tanah lunak.
Melalui penelitian ini juga penulis berhasil mendapatkan loa (letter of content) atau masuk tanpa tes untuk melanjutkan S3 di Universitas Kebangsaan Malaysia di Fakultas Kejutaraan alam disana.
Harapan penulis semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat, terutama dunia teknik sipil dan bisa dijadikan sharing dan rujukan terkait teknis penggunaan bakau sebagai cerucuk untuk pondasi di tanah lunak.
Sumber : Rilis
Editor : Afrijon