JAKARTA (Infosiak.com) – Greenpeace Indonesia bantah pernyataan Calon Presiden Petahana Joko Widodo (Jokowi) yang menyebutkan bahwa kebakaran hutan tidak terjadi selama tiga tahun terakhir.
Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam debat kedua pilpres 2019 yang berlangsung pada Minggu (17/2/2019).
Menanggapi itu, Greenpeace Indonesia lantas menuliskan bantahannya melalui kicauan di akun Twitter @GreenpeaceID.
Greenpeace mengungkapkan bahwa faktanya kebaran hutan besar terjadi pada 2015 dan masih terus terjadi hingga saat ini.
“Pak @jokowi tadi mengeluarkan statement bahwa tidak terjadi kebakaran hutan selama 3 tahun terkahir. Faktanya?
Sejak tragedi kebakaran hutan terbesar 2015, kebakaran hutan dan lahan terus terjadi setiap tahun hingga sekarang. #DebatCapres,” tulis Greenpeace Indonesia.
Pak @jokowi tadi mengeluarkan statement bahwa tidak terjadi kebakaran hutan selama 3 tahun terkahir. Faktanya?
Sejak tragedi kebakaran hutan terbesar 2015, kebakaran hutan dan lahan terus terjadi setiap tahun hingga sekarang. #DebatCapres
— Greenpeace Indonesia (@GreenpeaceID) February 17, 2019
Greenpeace bahkan mengungkapkan fakta bahwa di bulan Februari ini, kebaran hutan kembali terjadi di Riau.
Greenpeace juga menambahkan bukti pernyataannya dan mencantumkan link sebuah artikel portal berita yang menyebutkan 497,7 hektare lahan di Riau dilahap api.
“Bahkan bulan ini saja kebakaran hutan di Riau kembali terjadi lagi. Akibatnya?
Kota-kota di Riau terselimuti kabut asap kebakaran hutan dan lahan,” kicau Greenpeace Indonesia.
Pernyataan Jokowi soal Kebakaran Hutan
Dikutip dari Kompas.com, Calon Presiden Petahana menyebutkan, salah satu keberhasilannya dalam memimpin Indonesia selama 4 tahun terakhir adalah menekan kebakaran hutan dan lahan.
Capres nomor urut 01 ini mengatakan, selama tiga tahun terakhir pemerintahannya, kebakaran hutan sudah bisa diatasi.
“Kita ingin kebakaran hutan, kebakaran lahan gambut tak terjadi lagi, dan ini sudah kita atasi,” kata Jokowi dalam segmen pertama atau penyampaian visi misi pada debat calon presiden di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).
“Dalam tiga tahun ini, tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan gambut,” lanjut Jokowi.
Jokowi lantas memaparkan bahwa tidak adanya kebakaran hutan dan lahan gambut selama tiga tahun belakangan ini merupakan kerja keras seluruh pihak.
Lebih lanjut, Jokowi memaparkan, jika terpilih kembali, pemerintahannya juga akan berfokus pada pengurangan sampah plastik, baik di sungai maupun di laut.
“Saya kira itu dedikasi yang kita berikan pada bangsa ini untuk Indonesia maju,” kata Jokowi di akhir pidatonya.
Kebakaran Lahan di Riau
Dilansir TribunPekanbaru, Kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Riau terus meluas, Minggu (17/2/2019).
Empat wilayah yang mengalami kebakaran hutan terus meluas yaitu di Mumugo, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir; Bangsal Aceh, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai; Teluk Lecah, Pergam Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis; dan Pulang Meranti, Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti.
Hingga saat ini, Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD, Perusahaan dan Masyarakat setempat masih terus berusaha untuk memadamkan api di empat wilayah tersebut.
“Ada sembilan regu dengan jumlah 135 orang petugas dari Manggalan Agni yang kita turunkan ke lokasi untuk memadamkan api,” kata Koordinator Manggala Agni Provinsi Riau Edwin Putra, Minggu (17/2/2019).
Disampaikannya, lahan yang terbakar makin luas ini membuat petugas kewalahan.
Bahkan, saat ini petugas justru tak lagi berfokus melakukan pemadaman di lahan yang terbakar.
Namun justru melakukan sejumlah upaya untuk mencegah agar api tidak menjalar dan meluas.
“Lokasi yang terbakar sudah terlalu luas, bahka ada yang diatas 50 sampai 100 hektare. Jadi kita hanya berusaha untuk mencegah jalaran apinya, supaya tidak semakin meluas, itu yang kita prioritaskan sekarang,” ujarnya.
Sementara itu berdasarkan data yang didapat dari BPBD Provinsi Riau, sejak awal Januari hingga Minggu (17/2/2019) luas lahan yang terbakat di Riau tercatat mencapai 653, 7 hektare.
Paling luas terjadi di kebupaten Bengkalis yang mencapai 446 hektare. Kemudian Rohil 117 hektare, disusul Dumai 35,5 hektare, Meranti 20,2 hektare, Pekanbaru 16 hektare, Kampar 14 hektare, dan Siak 5 hektare.
Sumber : Tribun
Editor : Afrijon