JAKARTA (Infosiak.com) – Ratusan pasien korban COVID-19 sudah dimakamkan dengan protap yang ketat. Peneliti Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra, memberi penjelasan mengapa jenazah terkait COVID-19 harus melewati prosedur yang rumit.
Salah satu prosedur itu adalah penggunaan plastik mulai dari jenazah, lapisan dalam peti, hingga bagian luar peti. Menurut dia, hal itu bisa berasal dari rujukan Organisasi Kesehatan dunia (WHO), saat masa wabah Ebola menyeruak. Penggunaan plastik adalah bentuk antisipasi agar tidak ada bagian yang bocor.
“Jadi kalau misalnya pakai kain kafan biasa itu terus pembusukan terjadi, bisa jadi ada kebocoran dan ditakutkan mungkin virusnya masih hidup. Makanya harus pakai plastik, biar kebocoran sangat minimal,” kata dia.
1. Sebetulnya, beberapa jam setelah jenazah dikuburkan, virus corona mati
Walaupun demikian, penggunaan plastik adalah bentuk kehati-hatian, karena dalam beberapa jam, virus corona memang akan ikut mati ketika jenazah sudah dimakamkan.
Maka dari itu, proses pemakaman menjadi sangat penting agar menjauhkan kontak langsung manusia.
“Untuk istilahnya mengubur organisme penyebab kematian itu sekaligus,” ujarnya.
Sumber : IDNTimes
Editor : Afrijon