JAKARTA, PUBLIKNEWS.COM – Virus corona menyebar lewat handphone (hp) xiaomi jadi viral di media sosial Twitter.
Akun Twitter @coromodol membagikan unggahan itu pada Jumat (24/01/2020).
Hari ini, Rabu (29/01/2020) sampai pukul 10.50 Wita, unggahan tersebut sudah disukai 21.800 kali dan dibagikan 9.600 kali.
Dalam unggahannya, @coromodol menuliskan, ” virus corona nyebar lewat hp xiaomi.”
Kemudian disertai anjuran, “kalo abis salaman sm temen yang pake xiaomi, buru buru cuci tangan pake sabun.”
Dia menyebarkan twit tersebut setelah membaca cuitan @blogdokter yang mengatakan virus corona bisa menular melalui benda mati.
Penjelasan Ikatan Dokter Indonesia
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia dr. Daeng M. Faqih menjelaskan penularan sebuah virus, termasuk virus corona melalui handphone tidaklah benar.
Penularan seperti yang viral di media sosial tersebut harus dibuktikan dengan pemeriksaan.
“Harus dibuktikan kalau terpapar dengan pemeriksaan,” ujarnya pada Kompas.com, Rabu (29/01/2020) pagi.
Lanjutnya, HP Xiaomi yang beredar tidak bisa dikatakan mengandung virus corona meski handphone tersebut dari China.
Lebih lanjut dia menjelaskan, jika benda tersebut terpapar oleh cairan tubuh penderita lalu benda itu dipegang tanpa
cuci tangan, baru bisa tertular.
Cairan yang dimaksud seperti air liur, bersin, batuk, ingus, darah, dan semacamnya.
Namun prinsipnya, harus dibuktikan dengan pemeriksaan.
Penularan virus corona
Daeng mengatakan penularan virus bisa dari beberapa hal berikut:
Tertular langsung dari hewan yang mengandung virus.
Tertular langsung dari orang yang sakit, lewat cairan tubuhnya seperti darah, air liur, bersin, batuk, dan ingus. “Kalau kita dekat dengan penderita terus kita kena semprot bersin atau batuknya, bisa tertular,” ujarnya.
Bisa dari benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan tubuh dari orang sakit. “Tangan kita menyentuh cairan baik langsung dari hewan atau langsung dari penderita atau tidak langsung dari benda yang terkontaminasi, trus tangan kita kucek-kucek mata,” katanya.
Mengenai impor barang dari China, menurutnya masyarakat bisa berhati-hati saat membeli barang impor.
Keputusan untuk membeli atau tidak kembali kepada individu masing-masing.
Namun tidak disarankan mengkampanyekan, karena itu wewenang dari pemerintah.
“Mestinya pemerintah yang berwenang memberikan warning atau larangan.
Kalau masing-masing warga tak mau beli produk China karena hati-hati, takut isu tersebut saya rasa sah-sah-saja,
tapi sebaiknya untuk dirinya sendiri,” kata Daeng
Sumber : Tribunnews