Beranda Sejarah Mengulas Asal-usul Nama “Kwalian” di Siak, Ada Kaitannya dengan Waliyullah?

Mengulas Asal-usul Nama “Kwalian” di Siak, Ada Kaitannya dengan Waliyullah?

394

SIAK (Infosiak.com) – Kota Siak Sri Indrapura merupakan salah satu kota pusaka yang ada di Negara Republik Indonesia (RI). Secara administratif, Kota Siak tepatnya terletak di wilayah Kelurahan Kampung Dalam hingga Kelurahan Kampung Rempak Kecamatan Siak.

Bila kita bicara soal Kota Siak Sri Indrapura, tentunya tidak terlepas dari Istana Asserayah Al Hasyimiyah yang merupakan salah satu peninggalan Sultan Siak yang sampai hari ini masih tetap terjaga dan terawat dengan baik.

Tak jauh dari Pusat Kota Siak Sri Indrapura itu, terdapat satu pemukiman penduduk di wilayah Kelurahan Kampung Rempak Kecamatan Siak yang dikenal dengan sebutan lingkungan Sukasari, atau lebih umumnya disebut “Kwalian”.

Terkait asal-usul nama Kwalian di Kota Siak itu, hingga saat ini masih terus menjadi perbincangan di kalangan penulis dan para generasi muda yang penasaran dengan nama tersebut. Hal itu disebabkan karena nama Kwalian cukup dikenal hingga di luar Kabupaten Siak. Padahal secara struktur kewilayahan, Kwalian bukanlah nama desa atau kelurahan, melainkan hanya nama/sebutan untuk lingkungan yang berada di wilayah Kelurahan Kampung Rempak Kecamatan Siak.

Berdasarkan penelusuran yang pernah dilakukan oleh penulis, terkait asal-usul nama Kwalian itu terdapat beberapa versi dan cerita yang berkembang di masyarakat. Namun semua itu bukanlah sebuah dongeng atau cerita fiktif belaka, melainkan semua itu adalah bagian dari sebuah kisah/riwayat (cerita rakyat, red) yang cukup menarik untuk diulas.

Baca Juga:  Cegah Korupsi, Jenderal Daendels Naikkan Gaji Pejabat Hindia Belanda pada 18 Agustus 1808

Berikut sekilas cerita tentang asal-usul nama Kwalian yang dikutip dari beberapa versi:

– Berdasarkan cerita turun-temurun yang pernah beredar di masyarakat, konon diceritakan bahwa asal-usul nama Kwalian diambil dari peristiwa masa lampau yang dialami oleh orang-orang tua terdahulu.

Konon diceritakan, pada beberapa tahun silam sebagian besar wilayah Kwalian kerap dilanda banjir, hal itu disebabkan karena kondisi tanah/lahan di kawasan Kwalian yang rendah dan berbentuk cekung seolah menyerupai seperti kuali. Sehingga orang-orang tua terdahulu menamakan tempat tersebut dengan Kwalian, yang merujuk pada kata kuali/kuwali.

– Versi lain menyebutkan bahwa nama Kwalian berasal dari peristiwa masa lalu yang dialami oleh para orang-orang tua terdahulu (yang pertama kali menempati kawasan Kwalian).

Konon diceritakan, pada saat memasuki wilayah Kwalian, para orangtua terdahulu menemukan sebuah kuali yang tergeletak di tengah hutan, karena kala itu sebagian besar lingkungan Kwalian masih berupa hutan belantara. Dengan demikian, para petua menamakan tempat tersebut dengan sebutan Kwalian, merujuk pada peristiwa ditemukannnya kuali di lokasi/tempat itu.

Baca Juga:  Misteri Dua Makam Tua di Mempura Siak, Benarkah Makam Panglima Besar?

– Adapun versi lain yang lebih masyhur menyebutkan, nama Kwalian diambil dari kisah/riwayat adanya sejumlah ‘ulama yang pernah tinggal/berdomisili di wilayah lingkungan Sukasari (Kwalian sekarang, red).

Konon diceritakan, pada beberapa tahun silam ada beberapa orang kyai (‘ulama) yang sangat dihormati dan dimuliakan oleh masyarakat lingkungan Sukasari. Para ‘ulama itu rutin memberikan pelajaran ilmu agama kepada masyarakat setempat, baik kepada kaum bapak-bapak, kaum ibu-ibu, maupun para remaja dan anak-anak yang ada di lingkungan setempat.

Setiap selepas shalat maghrib, para ‘ulama itu menyempatkan diri mengajar ngaji (baca Al Quran) kepada anak-anak dan kaum remaja yang ada di lingkungan Sukasari. Dalam memberikan pelajaran ilmu agama kepada anak-anak tersebut, para ‘ulama itu mengajar dengan penuh kasih sayang dan tidak pernah meminta imbalan apapun kepada para orangtua sang anak.

Selain rutin memberikan pelajaran ilmu agama, para ‘ulama itu juga rutin mengajarkan tentang tatacara bertani (bercocok tanam, red) dan berkebun kepada masyarakat setempat. Bahkan bilamana ada anggota keluarga yang mengalami sakit, pihak keluarga meminta tombo obat kepada para ‘ulama itu untuk didoakan agar segera sembuh. Alhasil, yang sakit menjadi sembuh.

Baca Juga:  Mengenal Yerusalem, Kota Suci Tiga Agama yang Terus Konflik Hingga Hari Kiamat

Berselang beberapa tahun tinggal di lingkungan Sukasari, salah satu dari ‘ulama itu mendirikan sebuah rumah ibadah yang saat itu ukurannya diperkirakan hanya cukup untuk menampung jama’ah sekitar 20 – 25 orang saja, karena saat itu jumlah penduduk di lingkungan Sukasari belum sebanyak yang sekarang.

Berkat kesholehan, ketaqwaan, dan karomah yang dimiliki oleh para ‘ulama itu, lama kelamaan warga setempat tau dan menyadari bahwa para ‘ulama itu bukan hanya sekedar seorang kyai atau guru biasa, melainkan orang-orang pilihan yang memiliki kelebihan setingkat para wali (Waliyullah) yang ada di tanah Jawa.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat setempat mulai berangsur-angsur menyebut nama tempat tinggal mereka itu dengan sebutan Kwalian, merujuk pada kata/kalimat Wali (K-Wali-an) yang disematkan kepada para ‘ulama yang pernah tinggal di wilayah itu.

Hingga saat ini nama Kwalian masih tetap melekat di hati masyarakat setempat, dan masyarakat Kabupaten Siak pada umumnya.

(Wallahu A’lamu Bishshowab).

Penulis: Atok
(Dikutip dari beberapa sumber terpercaya dan cerita turun-temurun)

loading...