SEJARAH (Infosiak.com) – Tak jauh dari kawasan komplek Istana Asserayah Al Hasyimiyah Siak, terdapat Satu gedung (bangunan lama) yang sampai hari ini masih tetap berdiri kokoh. Konstruksi gedung tersebut dibangun dengan menggunakan bahan/material kayu.
Saat ini gedung tersebut digunakan sebagai Kantor Majelis ‘Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Siak. Sebelum digunakan sebagai Kantor MUI, gedung tersebut digunakan untuk fasilitas kegiatan belajar-mengajar jenjang sekolah menengah Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Tak jauh dari gedung eks Madrasah Tsanawiyah (MTs) itu, juga ada bangunan lama (gedung tua, red) yang dulu digunakan untuk fasilitas kegiatan belajar-mengajar jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun gedung tersebut saat ini sudah menyatu dengan tanah (sudah lenyap, red) akibat insiden kebakaran hebat yang terjadi pada tanggal 17 Februari 2018 silam.
Berikut Sejarah dan Riwayat Singkat Dua Gedung (bangunan tua, red) yang Dulu Sebagai Fasilitas Pendidikan di Siak.
– Eks Gedung MTs Siak:
Eks Gedung Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang kini dijadikan sebagai Kantor MUI Kabupaten Siak itu merupakan bangunan lama yang dibangun pada saat masih berdirinya Pemerintahan Kesultanan Siak yakni di zaman Sultan Syarif Kasim II. Gedung tersebut dibangun pada sekitar tahun 1930-an.
Terkait riwayat dan sejarah pembangunan Eks Gedung MTs Siak itu, Tokoh Melayu yang juga Pengamat Adat dan Budayawan Siak H Said Muzani SH, menjelaskan bahwa pada masa Pemerintahan Sultan Syarif Kasim II (Raja Siak terakhir, red) berkuasa di Siak Sri Indrapura, Sang Sultan menginginkan anak-anak Siak bisa mengenyam pendidikan melalui bangku sekolah, maka dibangunlah Gedung MTs tersebut sebagai sarana dan fasilitas belajar.
“Eks Gedung MTs Siak itu, dulu bernama Sekolah Taufiqiyah khusus untuk mendidik anak laki-laki saja di bidang agama setingkat paling tinggi Tsanawiyah. Konon pada masa itu merupakan suatu kebanggaan bagi anak laki-laki Siak seusai tamat dari Sekolah Rakyat (SD sekarang, red) bisa melanjutkan jenjang pendidikannnya di Sekolah Taufiqiyah itu,” papar H Said Muzani, Kamis (11/05/2023) sore kemarin, saat berbincang bersama Infosiak.com.
Dijelaskannya juga, Konon almarhum Buya Hamka juga pernah mengajar di Sekolah Madrasah Taufiqiyah Siak itu. Para siswa yang telah tamat/selesai menjalani pendidikan di Sekolah Madrasah Taufiqiyah itu kebanyakan dari mereka melanjutkan jenjang pendidikannya di Langkat Sumatera Utara (Sumut).
Seiring berjalannya waktu, di masa Orde Lama (Orla) dan Orde Baru (Orba), Sekolah Taufiqiyah itu digunakan untuk Sekolah Teknik (ST) setingkat SMP sebelum melanjutkan ke STM (SMK Teknik sekarang, red).
“Pada sekitar tahun 1980-an, didirikanlah MTs di bawah Yayasan Guppi Sultan Syarif Kasim dengan nama Madrasah Tsanawiyah Taufiqiyah swasta yang eksis hingga tahun 1999. Selanjutnya pada saat Siak sudah menjadi Kabupaten (pisah dari Bengkalis, red), MTs Taufiqiyah yang swasta itu berubah menjadi MTs Negeri Siak yang bergedung di Jalan Raja Kecik Siak, sedangkan eks Gedung MTs Taufiqiyah itu digunakan untuk keperluan lain yang dibutuhkan oleh Pemda Siak. Gedung itu saat ini masuk sebagai Cagar Budaya,” lanjut H Said Muzani.
– Eks Gedung SMP Siak:
Berjarak sekitar 200 meter dari Eks Gedung MTs Taufiqiyah itu, dulunya juga ada gedung berlantai II yang dibangun untuk kegiatan belajar-mengajar jenjang Sekolah Menengah Pertama. Gedung tersebut berlokasi di sekitar kawasan Pasar Siak lama.
Berdasarkan penelusuran dan informasi yang diterima Infosiak.com, gedung berlantai II yang konstruksinya terbuat dari material kayu itu dibangun pada masa Indonesia sudah merdeka, yakni di atas tahun 1945-an.
“Kalau Eks Gedung SMP yang berlokasi di sekitar Pasar Siak lama itu dibangun sesudah Kemerdekaan Indonesia. Dulu awalnya gedung itu adalah Sekolah China (etnis tionghoa, red),” terang H Said Muzani, menceritakan riwayat gedung lama tersebut.
Disebut sebagai Sekolah China, karena gedung itu merupakan tempat orang-orang Etnis Tionghoa belajar. Namun seiring berjalannya waktu, gedung tersebut berubah menjadi fasilitas sekolah umum yang digunakan oleh semua kalangan masyarakat yang ada di wilayah Siak Sri Indrapura.
“Saat gedung itu sudah berubah status menjadi sekolah umum, gedung tersebut dijadikan sebagai ruang belajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Kepandaian Putri (SKP) khusus anak-anak perempuan. Di situ ada mata pelajaran dominan tentang memasak dan menjahit, kalau istilah sekarang semacam SMK Pariwisata, tapi derajatnya setingkat SMP,” tutup H Said Muzani.
Meskipun bangunan gedung itu saat ini sudah tidak ditemukan lagi, namun banyak anak-anak Siak yang menyimpan kenangan pada gedung tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh Hj Siti Aminah S.Pd, yang merupakan salah satu mantan siswi SMPN Siak yang pernah mengenyam pendidikan di gedung tersebut.
“Pada pertengahan tahun 1985-an, saya juga sempat bersekolah di gedung itu, banyak kenangan selama belajar di sana. Kini gedung itu hanya tinggal kenangan, karena sudah tidak ada lagi akibat kebakaran,” tutur Hj Siti Aminah, yang kini dirinya menjabat sebagai Penghulu Kampung Banjar Seminai Dayun.
Sebagaimana diketahui, pada saat terjadinya insiden kebakaran hebat yang meluluhlantakkan Pasar Siak di tahun 2018 silam, sebagian besar bangunan/toko milik warga Etnis Tionghoa di Pasar Siak rata dengan tanah. Kobaran api yang membumbung tinggi membuat suasana di kawasan Pasar Siak kala itu menjadi lautan api. Tak ayal, apipun menjarah bangunan Eks Gedung SMP yang menyebabkan gedung tersebut menjadi arang dan tinggal puing-puing yang pada akhirnya bersih tanpa bekas.
Penulis: Atok