DAYUN (Infosiak.com) – Pada menjelang akhir tahun 2018 lalu, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Siak melalui Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Pemukiman (PU Tarukim) telah merealisasikan kegiatan peningkatan (pengaspalan, red) jalan poros untuk Kampung Sawit Permai KM 58 Kecamatan Dayun.
Namun sayang, baru sekitar beberapa bulan diaspal dan bahkan masih dalam masa pemeliharaan, kondisi jalan tersebut saat ini sudah mengalami sedikit kerusakan pada sejumlah titik. Kuat dugaan faktor utama penyebab rusaknya pengaspalan jalan tersebut dikarenakan kerap dilewati oleh kendaraan (truck) over tonase yang mengangkut berbagai keperluan.
Menanggapi adanya kerusakan pada sejumlah titik di jalan Kampung Sawit Permai itu, Kepala Dinas PU Tarukim Siak H Irving Kahar Arifin, melalui Kepala Bidang Bina Marga Ari Nufizal menuturkan, pihaknya sudah turun ke lokasi untuk melakukan peninjauan.
“Belum lama ini kami juga sudah survey ke lokasi. Kondisi tanahnya memang tidak stabil di titik yang mengalami kerusakan tersebut. Sedangkan jalan itu sekarang masih dalam masa pemeliharaan. Terkait kerusakan masih jadi tanggungjawab pihak rekanan,” terang Ari Nufizal, Jum’at (11/01/2019) siang, saat dikonfirmasi via whatsapp.
Peningkatan jalan poros Kampung Sawit Permai Kecamatan Dayun yang direalisasikan pada tahun 2018 lalu itu, bertujuan agar masyarakat sekitar yang melintas/melewati bisa merasa lebih nyaman saat berkendara. Sehingga sangat diharapkan bagi para pengguna jalan untuk tidak membawa muatan berlebih (over tonase, red) saat melintas di jalan tersebut, karena kekuatan jalan hanya mampu menopang beban maksimum 8 Ton.
Pantauan Infosiak.com di lapangan, selain kerap dilewati oleh kendaraan truck over tonase, pada titik jalan yang mengalami kerusakan tersebut juga terdapat saluran air (drainase, red) dari kebun warga sekitar yang mengalami penyumbatan, sehingga mengakibatkan air kerap menggenang di titik jalan tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan kondisi tanah di sekitar lokasi amblas dan turun.
Disamping itu, pada sekitar titik lokasi jalan yang mengalami kerusakan tersebut juga terlihat adanya aktivitas bongkar muat (penimbangan buah sawit, red).
“Di titik yang rusak itu terdapat aktivitas masyarakat bongkar muat buah sawit, ditambah lagi posisi jalannya yang persis berada di lokasi yang kerap tergenang air, sehingga menyebabkan tanah pada titik jalan tersebut kerap amblas yang otomatis aspalnya juga ikut amblas dan pecah. Bahkan di titik itu pengaspalannya juga sudah kita lapis berkali-kali, tapi ya tetap masih mengalami hal yang sama,” tutupnya.
Laporan: Miswanto/Tok
Editor: Afrijon