Beranda Rokan Hilir Mengintip Ritual Bakar Tongkang di Rohil Riau Habiskan Dana Rp 600 Juta

Mengintip Ritual Bakar Tongkang di Rohil Riau Habiskan Dana Rp 600 Juta

968

BAGANSIAPIAPI (Infosiak.com) – Ritual Bakar Tongkang Kota Bagansiapiapi, Rokan Hilir (Rohil) Provinsi Riau berlangsung meriah.  Tercatat, hampir 76 ribu wisatawan membanjiri prosesi Bakar Tongkang, Rabu (19/6/2019).

Membludaknya wisatawan ini mengubah Kota Bagansiapiapi. Hampir seluruh jalan utama di Kota Bagansiapiapi dipenuhi manusia bahkan jauh-jauh hari sebelum prosesi dimulai. 

Bau dupa-dupa mulai tercium sejak aktivitas sembahyang dan malam persiapan Bakar Tongkang. Perlengkapan ornamen-ornamen Tionghoa yang di gunakan dengan sangat detail dipersiapkan.

Begitu juga replika perahu yang akan dibakar. Semua disiapkan sebagus mungkin. Hiasan-hiasan angpau yang bercorak keemasan serta merah tersusun rapi di dekat tongkang. Seluruhnya disiapkan tanpa ada satu pun yang kurang sebagai syarat wajib prosesi Bakar Tongkang.

Menjelang siang, puluhan ribu orang bergerak menuju tempat pembakaran di jalan perniagaan kota Bagansiapiapi. Warga di jalur arak-arakan pun serta merta menyambut arak-arakan. Tanpa segan mereka menyediakan minuman serta makanan gratis bagi para peserta.

Baca Juga:  Bawa Ganja Satu Ransel, Pemuda Ini Diamankan Polisi

Ketika kapal dibakar, peserta begitu antusia untuk melihat arah tiang tongkang itu jatuh. Momen itu merupakan puncak acara Festival Bakar Tongkang.

Pada event Bakar Tongkang kali ini, replika tiang layar tongkang yang dibakar jatuh ke arah laut. Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, arah jatuhnya tiang menunjukkan keselamatan dan peruntungan usaha. Dimana peruntungan tahun ini berada di laut berdasarkan jatuhnya tiang.

Ketua Pelaksana Top 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty hadir dalam Festival Bakar Tongkang itu. Antusiasme  wisatawan mengikuti prosesi Bakar Tongkang membuatnya sumringah. Sebab, Bakar Tongkang masuk dalam Top 100 Calender of Event Wonderful Indonesia Kementerian Pariwisata.

“Luar biasa. Performa positif terus ditunjukkan Bakar Tongkang. Wisatawan selalu membludak pada setiap perhelatannya. Tahun lalu event ini mampu menyedot 69 ribu wisatawan. Tahun ini menurut Bupati Rohil Suyatno, telah masuk lebih dari 75 ribu wisatawan,” ujar Esthy sebagaimana dilansir laman Genpi, Kamis (20/6/2019).

Baca Juga:  Semarak Lampion Malam Cap Go Meh Tahun Baru Imlek di Bagan

Wanita berkerudung itu juga menyoroti perkembangan amenitas serta aksesibilitas di Riau. Menurutnya ini merupakan “pekerjaan rumah” yang harus segera diselesaikan oleh seluruh stakeholder terkait. Sehingga amenitas serta aksesibilitas Riau semakin mumpuni.

“Kekurangan memang terletak di aksebilitas. Cukup jauh, butuh extra effort menuju Bagansiapiapi dari Pekanbaru atau Dumai. Begitu juga dengan amenitas. Dengan membludaknya wisatawan tentunya juga harus diperhatikan. Karena itu juga merupakan salah satu aspek penting untuk kenyamanan wisatawan,” pungkasnya

Dilansir dari laman detik.com, masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi ibukota Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Riau setiap tahun membuat festival bakar tongkang (kapal). Festival 2019 kali ini dana yang dikeluarkan mencapai Rp 600 juta.

“Seluruh dana dari persiapan sampai acara puncak nanti, dananya antara Rp 500 juta sampai Rp 600 juta,” kata panitia pelaksana bakar tongkang, Rendy Gunawan kepada detikTravel, Rabu (19/6/2019).

Baca Juga:  Fokus Pada Pendidikan, Yayasan Ar-Ridha Milad ke 18

Rendy menjelaskan, seluruh rangkaian acara yang digelar masyarakat Tionghoa di Kota Bagan, merupakan dana swasana. Pihak panitia sama sekali tidak meminta dana ke pemerintah.

“Ini merupakan dana warga (Tionghoa) sendiri. Seluruh acara ritual juga dilaksanakan masyarakat sendiri,” kata Rendy.

Keterlibatan pemerintah dalam festival ini, lanjut Rendy, hanya sebatas memberikan pengamanan, pengaturan lalu lintas. “Jadi semuanya (dana bakar tongkang) ditanggung bersama warga,” kata Rendy.

Rendy menjelaskan, dana festival yang mencapai Rp 600 juta ini dipergunakan untuk membuat replika kapal yang akan dibakar. Ini ditambah lagi pernak pernik kebutuhan untuk melengkapi tradisi bakar tongkang.

Sekedar untuk diketahui, tradisi bakar tongkang warga Tionghoa ini sudah dilaksanakan sejak 135 tahun lalu. Ini untuk mengenang leluhur mereka yang dulunya merantau dari Fujian China ke Bagansiapiapi.

Editor : Afrijon

loading...