SIAK (Infosiak)- Jika tidak ada aral melintang, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Siak akan menggelar diskusi panel yang pesertanya terdiri dari Camat se Kabupaten Siak, Penghulu se Kabupaten Siak, Polsek se Kabupaten Siak, Danramil se Kabupaten Siak, OKP, Ormas dan undangan lainnya. Selain kegiatan tersebut juga akan dilakukan sosialisasi tentang pencegahan dan penanggulangan penyebaran virus korona (covid-19) dengan menggandeng pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tengku Rafian Siak.
“InSyaa Allah besok (18 maret,red), selain menggelar diskusi panel juga akan digelar sosialisasi tentang pencegahan dan penanggulangan penyebaran virus korona dengan menggandeng pihak RSUD Siak. Dan langsung Direktur RSUD dr. Benny Chairuddin yang menyampaikan,” kata ketua PWI Siak Ali Masruri, Selasa (17/3).
Ali mengatakan, sosialisasi terkait virus korona ini sangat penting, mengingat virus yang mematikan itu sudah masuk ke Indonesia. Ali juga mengatakan, sesuai surat edaran dari Gubernur Riau masyarakat sudah diminta untuk waspada terkait virus tersebut.
“Tentu dengan hadirnya penghulu, polsek, danramil beserta para tamu undangan lainnya, kita kira ini momen yang sangat tepat untuk melakukan sosialisasi tentang virus korona ini, dan mereka nanti akan menyampaikan langsung ke masyarakatnya dan bawahannya tentang apa itu virus korona dan bahayanya,” kata Ali.
Ali mengatakan, pada sosialisasi nantinya akan langsung disampaikan oleh Direktur RSID dr. Benny Chairuddin.
Pada diskusi panel PWI Siak yang digelar esok di gedung Mahratu Siak, akan menghadirkan narasumber yakni ketua PWI Riau Zulmansyah Sekedang, ketua Komisi Informasi Publik (KIP) Zufra Irwan dan MPO AJI Indonesia Hasan Basril yang akan memandu acara Satria Utama Batubara.
Tema yang akan diangkat pada diskusi tersebut “Dinamika pers dan perannya dalam menyajikan informasi akurat, cerdas dan mencerahkan”.
Tema ini menjadi materi seiring dinamika perkembangan pers era digital, dan prilaku wartawan yang kerap menjadi sorotan serta kesulitan mendapatkan konfirmasi dari pihak yang harus memberikan seperti pejabat publik.
“Sebagai oraganisasi Pers, kita kerap mendapatkan keluhan baik dari nara sumber yang baru ditemui Wartawan, maupun keluhan Wartawan terhadap nara sumber. Jadi saling mengeluhkan dan membuat berita akurat, cerdas dan mencerahkan tidak banyak tersaji,” lanjut Ali.
Pejabat keluhkan sikap dan prilaku oknum wartawan, wartawan yang sebenarnya menjalankan profesi sesuai regulasinya UU Pers dan kode etik, justru sebagian masih sulit mendapatkan konfirmasi atas persoalan prjabat yang enggan memberikannya. Padahal di era digital, wartawan didesak lebih cepat dalam menyajikan berita. Maka pejabat publik harus pula memahami desakan tuntutan pers, untuk menghasilkan berita berimbang dan konferhensif.(Ali)