PEKANBARU (Infosiak.com) – Entah karena lingkungannya rusak akibat kebakaran hutan dan lahan, atau faktor lain, yang jelas, tiga ekor harimau Sumatera mulai sering muncul di Kabupaten Siak, Riau. Kemunculannya pada tempat dan waktu berbeda-beda, terakhir, mereka menampakkan diri di Kecamatan Kandis.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengatakan saat ini banyak laporan, baik itu dari warga atau pihak kecamatan, terkait kemunculan harimau sumatra dalam beberapa hari terakhir. Tak hanya di Kampung Kelakar, pihak kecamatan juga mengaku menerima laporan kemunculan harimau sumatra di Desa Belutu. Ada tiga warga mengaku melihat harimau muncul dalam empat waktu berbeda.
Pada 31 Agustus 2019, seorang warga, Suliana, mengaku melihat harimau melintas ketika mengumpulkan brondolan atau butiran buah sawit di konsesi perusahaan di sana.
Perempuan 39 tahun itu menyebut ada dua harimau yang terdiri dari induk dan anak melintas di jalan. Jarak dirinya dengan harimau itu sekitar 30 meter.
Beruntung, harimau itu tidak menyerang karena sekadar lewat saja. Kejadian ini kemudian dilaporkan Suliana ke pihak perusahaan, lalu atasannya meneruskan ke kecamatan hingga sampai ke BBKSDA Riau.
Sebelum Suliana, pekerja lainnya bernama Leni pada tanggal 16 dan 18 Agustus 2019 juga mengaku melihat harimau melintas di perusahaan yang sama. Persisnya di Blok J39 dan Blok J31. Harimau yang muncul itu berjumlah satu ekor.
Berikutnya, pada 5 September 2019, warga lainnya bernama Luna Milyana, mengaku berpapasan dengan harimau sumatra ketika melintas di jalan desa. Kejadian pukul 21.00 WIB ini tak jauh dari pipa minyak milik perusahaan.
Ada satu ekor harimau sumatra yang dilihat perempuan 18 tahun itu. Kejadian ini lalu dilaporkannya kepada perusahaan lalu diteruskan ke kecamatan.
Kabid II BBKSDA Riau Heru Sutmantoro menjelaskan, pihaknya bersama tim dari Resort Duri sudah ke lokasi untuk mengecek informasi kemunculan harimau. Pihak BBKSDA Riau juga bertemu dengan perusahaan pemilik konsesi, PT Invomas.
Saat berkoordinasi terkait kemunculan harimau ini, manajemen perusahaan membawa tim ke areal ataupun blok munculnya perusahaan. Selama berada di lokasi, belum ada tanda kemunculan harimau.
“Tidak ada ditemukan jejak di lokasi, begitu juga tandai lainnya seperti kotoran,” sebut Heru.
Selama menelusuri jejak, tim BBKSDA Riau juga tidak menemukan adanya sisa hutan di lokasi. Hal serupa juga dikatakan perusahaan karena konsesinya merupakan kebun sawit dan tidak ada hutan.
“Dan di lokasi juga tidak ada laporan kehilangan ataupun serangan terhadap ternak,” kata Heru.
Kepada masyarakat dan karyawan perusahaan di sana, BBKSDA Riau menyosialisasikan bagaimana cara menghadapi harimau ketika bertemu. Salah satunya tidak reaktif karena bisa membuat harimau melindungi diri.
Sumber : Liputan6
Editor : Afrijon