Beranda Opini Peluang Usaha Budidaya Jeruk Manis, Kampung Dayang Suri Bungaraya Siak

Peluang Usaha Budidaya Jeruk Manis, Kampung Dayang Suri Bungaraya Siak

1035

TANAMAN jeruk merupakan tanaman tahunan yang berasal dari daratan Australia Utara, New Caledonia dan India. Sejak ratusan tahun yang lalu tanaman jeruk sudah banyak dikembangkan di Indonesia baik secara alami ataupun dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada diq Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika.

Tanaman jeruk dikenal dengan nama Latin Citrus sinensis Lim. Tumbuhan ini merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis. Jeruk manis dapat beradaptasi dengan baik di daerah tropis pada ketinggian 900-1200 meter diatas permukaan air laut dan udara lembab, serta mempunyai persyaratan air tertentu. Tanaman jeruk manis dapat mencapai ketinggian 3-5 m.

Di Indonesia jeruk menjadi salah satu komoditas penting setelah pisang dan manga. Dilihat dari luas pertanaman jeruk di Indonesia mengalami penurunan dan jumlah produksi belum mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negri. Hal ini menjadi tantangan dan peluang bagi petani, pengusaha jeruk dan pemerintah dalam meningkatkan produksi jeruk. Pendapatan yang diteima oleh petani pembudidaya jeruk selalu mengalami perubahan pada setiap musim tanam. Perubahan pendapatan pada petani jeruk itu tergantung dari kondisi tanaman jeruk itu sendiri.

Baca Juga:  Ikuti Rapat Paripurna Virtual, Bupati Alfedri Sampaikan LKPJ Tahun 2020

Diketahui bahwa terdapat usaha pribadi budidaya jeruk manis di Desa Dayang Suri, Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak sudah dikembangkan oleh beberapa masyarakat sebagai penghasilan pokok maupun penghasilan sampingan. Salah seorang petani jeruk yang telah berhasil membudidayakan tanaman jeruk manis yakni bapak Suwito, menurutnya memilih untuk mencoba usaha budidaya jeruk manis merupakan suatu peluang yang sangat besar pasalnya belum banyak petani yang melakukan penanaman usaha tersebut.

Sejak tahun 2013 memulai usaha budidaya jeruk, seluas 2 hektar kebun bapak Suwito mulai bisa memanen hasil sejak bulan juni 2014. Memanen hasil dilakukan bertahap dikarenakan hasil panen tidak menyeluruh ke semua pohon. Sehingga biasanya saat memanen proses pengutipan bagian depan dulu baru kemudian yang bagian belakang, tergantung bagian mana dulu yang buahnya matang dan besar-besar. Dalam proses masa mulai berbunga hingga menjadi buah yang besar dan matang diperkirakan membutuhkan waktu 5-6 bulan, jadi diperkirakan bapak Suwito bisa memanen kebun jeruk 2 atau 3 kali dalam setahun. Dalam setiap panen hasil yang didapat berubah-ubah tergantung banyak dan sedikitnya buah yang dihasilkan, terkadang 1 kali panen bisa menghasilkan 5 atau 7 keranjang 1 keranjang berisikan 100 Kg jeruk. Mengenai omset yang didapat,  bapak Suwito memasok harga per 1 Kg jeruk Rp 4.000-6.000  jadi dalam sekali panen omset yang dihasilkan dapat mencapai 4.000.000-10.000.000.

Baca Juga:  Pentingnya Partisipasi Pemilih untuk Menjaga Demokrasi pada Pemilu 2024

Belum lama ini di awal tahun 2020 kebun jeruk bapak Suwito viral dikalangan masyarakat se-kecamatan Bungaraya, memang belum banyak yang mengetahui bahwasannya di Desa Dayang Suri terdapat kebun jeruk manis sehingga pada saat viral dikalangan masyarakat kebun bapak Suwito banyak di kunjungi masyarakat dari berbagai desa, ada yang ingin membeli jeruk, bersantai, berfoto mengabadikan momen, dan bahkan membuat vlog di yotube meriview kebun jeruk bapak Suwito. Dengan viralnya kebun jeruk di Desa Dayang Suri tersebut menarik perhatian pemerintah di kecamatan yakni bapak camat beserta rombongan untuk melihat langsung lokasi kebun jeruk tersebut. Dalam hal ini pemerintah kecamatan dan desa berkerja sama mengajak usaha pribadi bapak Suwito ini untuk dijadikan sebagai aset wisata desa Dayang Suri dan sebagai acuan ataupun contoh petani lainnya, selain itu pemerintah juga berencana memberikan bimbingan dan arahan kepada petani terkait usaha budidaya jeruk manis ini karena melihat adanya keuntungan yang besar untuk kesejahteraan masyarakat kedepannya, pasalnya permintaan konsumsi jeruk yang banyak namun produksi jeruk yang tersedia belum mampu untuk mencukupi.

Baca Juga:  Terpapar Covid-19, Kadispar Siak Fauzi Asni Ngaku Diisolasi di Rumah

Oleh : Novvy Asroni (Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fak Dakwah & Komunikasi UIN Suska Riau)

Editor : Afrijon

loading...