BERLIN (Infosiak.com) – Mayat korban Covid-19 di sebuah Kota di Jerman terpaksa disimpan di dalam kontainer berpendingin karena pandemi dan jumlah kematian yang meningkat di negara itu.
Berdasarkan Institut Robert Koch Jerman, badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk pengendalian dan pencegahan penyakit, melaporkan penambahan 22.771 kasus virus corona dalam laporan terbaru, (20/12/2020), menjadikan total kasus 1.494.009.
Jumlah kematian telah mencapai 26.049 setelah bertambah 409 dari hari sebelumnya, angka yang tinggi, bahkan setelah Jerman menerapkan penguncian.
Di Hanau, dekat Frankfurt, jenazah orang yang meninggal karena virus disimpan sementara di kontainer, yang sebelumnya dipersiapkan, sebagai antisipasi pada awal pandemi. Dua korban ditempatkan di kontainer berpendingin di sebuah pemakaman, dan ada ruangan untuk total 25 orang, dengan kamar mayat rumah sakit setempat sudah penuh.
“Jika seseorang meninggal dunia dan tidak ada tempat di klinik, maka mereka datang ke sini dan ditempatkan sebentar, sampai almarhum dibawa ke tempat peristirahatan terakhirnya, misalnya di sini di kuburan,” kata Alexandra Kinski, kepala pemakaman dan krematorium di Hanau sebagaimana dilansir Sky News.
Jerman memberlakukan penguncian (lockdown) pada Rabu (16/12/2020) setelah kasus Covid-19 kembali meningkat. Rekor kematian akibat Covid-19 pada Selasa (15/12/2020) dengan 910 kematian baru, menurut penghitungan Universitas John Hopkins.
Sekolah dan toko non-esensial akan ditutup menjelang Natal, sementara pertemuan pribadi selama periode perayaan akan dibatasi untuk lima orang dari dua rumah tangga. Sektor perhotelan juga akan tetap ditutup, dengan langkah-langkah akan tetap berlaku hingga setidaknya 10 Januari.
Sementara itu, pemerintah Kota Berlin telah mengumumkan akan mulai meluncurkan vaksin Pfizer / BioNTech kepada warga lanjut usia di panti jompo mulai 27 Desember.
Sebagai anggota Uni Eropa, Jerman harus menunggu Badan Obat Eropa menyetujui jab tersebut. Pengumuman diharapkan dari agensi pada 21 Desember.
Jerman dipandang sebagai salah satu negara lebih sukses di benua itu di tengah gelombang pertama pandemi, tetapi tampaknya menderita akibat datangnya musim dingin. Negara itu kini memiliki jumlah kasus kelima tertinggi di Eropa secara keseluruhan, setelah Prancis, Inggris, Italia dan Spanyol, dan juga jumlah kematian tertinggi kelima, setelah Italia, Inggris, Prancis dan Spanyol.
Kanselir Angela Merkel menyatakan bahwa peningkatan kontak sosial di tengah belanja Natal adalah salah satu penyebabnya.
Sumber : Okezone
Editor : Afrijon




