BANGKINANG (Publiknews) – Kondisi ribuan masyarakat yang menghuni empat desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu yang dilanda banjir dan longsor Minggu 29 November 2015 lalu semakin memprihatinkan. Informasi yang dihimpun dari masyarakat, akibat putusnya akses transportasi, kini pedagang atau toke karet tak lagi mau membeli karet yang dihasilkan dari kebun masyarakat karena tidak ada akses transportasi yang bisa dilalui untuk mengangkut karet ke pabrik.
Warga Desa Tanjung Permai Tapit (27) kepada Wartawan Sabtu (23/1/16) mengungkapkan kehidupan masyarakat di empat desa yakni Tanjung Permai, Lubuk Bigau, Pangkalan Kapas dan Kebun Tinggi semakin terancam.
“Bahan makanan semakin sulit didapat, sekarang karet satu-satunya hasil tani dan mata pancarianĀ masyarakat empat desa sudah tidak ada lagi yang membeli karena tidak ada akses yang bisa dilalui untuk mengangkut karet ke luar desa,” beber Tapit.
Sementara bantuan yang diharapkan dari pemerintah daerah tidak mencukupi untuk kebutuhan jangka panjang.
Seperti diberitakan, tujuh desa yakni Tanjung Permai, Lubuk Bigau, Pangkalan Kapas dan Kebun TinggiĀ Batu Sasak, Tanjung Karang dan Deras Tajak dihantam banjir dan tanah longsor, Minggu 29 November 2015 lalu. Peristiwa itu menyebabkan puluhan titik jalan ditimbun tanah longsor dan ambruk serta rusaknya sejumlah jembatan. Sampai saat ini permasalahan tersebut belum diperbaiki oleh pemerintah daerah.
Pemerintah Provinsi Riau pernah mengantarkan bantuan bahan makanan terakhir pada Desember 2015 lalu dengan menggunakan helipokter. Bantuan juga pernah diantar Pemkab Kampar dan sejumlah pihak namun hanya untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek.(OBC, AT)