
Usulan itu disampaikan warga pada reses Wakil Ketua I DPRD Siak Sutarno, Selasa malam (9/8) di Tuah Indra Pura. Tampak hadir 50 an warga menyampaikan aspirasi dalam reses ini. Junaidi warga setempat menceritakan bahwa jembatan tiang besi lantai kayu itu merupakan bangunan swadaya masyarakat, selain untuk akses keluar masuk kampung, juga untuk mengeluarkan hasil usaha masyarakat yakni produk batu-bata.
“Dari pertama dibangun semuanya hasil swadaya masyarakat. Sekarang sudah lapuk, kami mohon bantuan pak Wakil Ketua Dewan untuk memperjuangkan usulan masyarakat. Sekarang rumah di jalan karet sudah rapat, kasian kalau ada warga yang meninggal, jenazah terpaksa diangkut memutar untuk ke pemakaman,” kata Junaidi.
Posisi jalan karet yang memiliki body 8 meter itu ujungnya bertemu dengan jalan raya, dekat pemakaman umum. Jika jembatan itu ada, warga tinggal menyebrang langsung ketemu dengan makam. “Jalan ini dibangun saat buka transmigrasi dulu,” imbuhnya.
Senada disampaikan oleh Penghulu Jayapura Sugeng, ia mengaku sudah lelah mengusulkan pembangunan jembatan jalan karet itu, beberapa kali mendapat kabar akan dibangun, bahkan pernah melihat perencanaan bangunan dari pihak terkait, namun hingga kini belum terealisasi.
“Setiap musrembang kami usulkan, bahkan di musrembang terakhir saya menyampaikan usulan dengan bahasa halus. Saya bilang jembatan jalan karet tidak perlu lagi saya usulkan, karena sudah bosan menyampaikan usulan itu,” kata Sugeng.
Sugeng juga menceritakan bahwa Bupati Siak pernah turun meninjau langsung kondisi jembatan, dan sempat menurunkan pihak terkait melakukan pengukuran.
Menjawab hal itu, Sutarno menyampaikan bahwa dirinya di parlemen terus memperjuangkan usulan jembatan tersebut. Bukan hanya diusulkan sendiri, ia juga berkoordinasi dengan dewan lainnya untuk mendobrak. Politisi Gerindra ini juga mengaku pembangunan jembatan itu sudah pernah masuk ke daftar program pembangunan, namun terkait penundaan pembangunan, bisa jadi alasan rasionalisasi anggaran.
“Usulan ini terus kami perjuangkan, sekarang APBD berkurang akibat menurunnya bagi hasil Migas, mungkin itu alasan pemerintah. Nanti kami bantu usulkan kembali,” terang Sutarno.
Selain soal jembatan, usulan lain disampaikan soal kondisi pertanian di Bungaraya, hama wereng yang terus menyerang padi. (Ala)
loading...