Beranda Riau Ngeri, Kasus AIDS dan Raja Singa (Sifilis) di Riau Tinggi, Kemenkes: Didominasi...

Ngeri, Kasus AIDS dan Raja Singa (Sifilis) di Riau Tinggi, Kemenkes: Didominasi Prilaku Sex Bebas

62

RIAU (Infosiak.com) – Kasus penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV) di sejumlah daerah di Indonesia meningkat di tahun 2023. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Muhammad Syahril menyebut penularan kasus didominasi oleh ibu rumah tangga.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV mencapai 35%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok lainnya seperti suami pekerja seks dan kelompok MSM (man sex with man).

“Aktivitas ini telah menyumbang sekitar 30% penularan dari suami ke istri. Dampaknya, kasus HIV baru pada kelompok ibu rumah tangga bertambah sebesar 5.100 kasus setiap tahunnya,” kata dr. Syahril dalam keterangan pers tertulis, dikutip Sabtu (13/05/2023).

Ia mengatakan, penyebab tingginya penularan HIV pada ibu rumah tangga karena pengetahuan akan pencegahan dan dampak penyakit yang rendah serta memiliki pasangan dengan perilaku sex berisiko.

“Ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV berisiko tinggi untuk menularkan virus kepada anaknya. Penularan bisa terjadi sejak dalam kandungan, saat proses kelahiran, atau saat menyusui,” jelasnya.

Secara umum, penularan HIV melalui jalur ibu ke anak menyumbang sebesar 20-45% dari seluruh sumber penularan HIV lainnya seperti melalui sex, jarum suntik dan transfusi darah yang tidak aman. Dampaknya, sebanyak 45% bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV akan lahir dengan HIV. Dan sepanjang hidupnya akan menyandang status HIV Positif.

Baca Juga:  LSM DPP PH2I Apresiasi Polda Riau Tetapkan Mantan KaDishutbun Siak & Dirut PT DSI Jadi Tersangka

“Saat ini kasus HIV pada anak usia 1-14 tahun mencapai 14.150 kasus. Angka ini setiap tahunnya bertambah sekitar 700-1000 anak dengan HIV,” jelas dr. Syahril.

Terkait dengan proses deteksi, Kemenkes mencatat hanya 55% ibu hamil yang di tes HIV karena sebagian besar tidak mendapatkan izin suami untuk di tes. Dari sejumlah tersebut 7.153 positif HIV, dan 76% nya belum mendapatkan pengobatan ARV. ini juga akan menambah resiko penularan kepada bayi.

Melihat sumber infeksi, dr. Syahril menilai penularan HIV masih akan terus terjadi. Sebab dari 526.841 orang dengan HIV, baru sekitar 429.215 orang yang sudah terdeteksi atau mengetahui status HIV dirinya. Artinya masih ada 100.000 orang dengan HIV yang belum terdeteksi dan berpotensi menularkan HIV ke masyarakat.

dr. Syahril menjelaskan upaya untuk melakukan skrining pada setiap individu kini menjadi prioritas pemerintah untuk mencapai eliminasi (termasuk pemutusan mata rantai penularan HIV secara vertikal dari ibu ke bayi). Setiap ibu yang terinfeksi 100% harus mendapatkan tatalaksana yang cukup.

Melalui upaya ini, diharapkan angka dan data anak yang terinfeksi HIV sejak dilahirkan dapat ditekan, angka kesakitan dan kematian dapat ditekan dan yang terpenting adalah menekan beban negara dalam penanggulangan masalah Kesehatan masyarakat.

dr. Syahril mengimbau pasangan yang sudah menikah agar setia dengan pasangannya untuk menghindari sex yang beresiko.

Baca Juga:  MUI Siak Ajak Umat Muslim Boikot Produk Prancis

“Bagi yang belum menikah agar menggunakan pengaman untuk menghindari hal-hal yang dapat beresiko untuk kesehatan dan pertumbuhan mental,”  pungkasnya.

Kasus Sifilis di Riau 2023:

Sepanjang Januari hingga Mei 2023, Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau tercatat telah menemukan 122 kasus penyakit raja singa atau sifilis di Riau.

Kepala Diskes Riau, Zainal Arifin melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr Agrina Melia mengatakan, bahwa kasus infeksi menular seksual (IMS) sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri.

“Kasus IMS (sifilis, red) di Riau dari Januari hingga Mei 2023, mencapai 122 kasus dan 69 kasus sudah diobati,” kata Meli, Jum’at (12/05/2023) kemarin.

Ia merincikan bahwa 122 kasus sifilis di Riau ini tersebar di 11 kabupaten kota di Riau kecuali Siak. Yakni, Dumai 43 kasus, Indragiri Hilir 33 kasus, Bengkalis 19 kasus. Kemudian, di Pelalawan 13 kasus, Pekanbaru 5 kasus, Rokan Hilir 3 kasus dan Kuantan Singingi (Kuansing) 2 kasus.

Selanjutnya, Indragiri Hulu, Kampar, Kepulauan Meranti dan Rokan Hulu masing-masing daerah terdapat 1 kasus. Sedangkan, Siak belum terdapat laporan kasus.

“Data ini merupakan data dari kabupaten kota yang masuk ke Diskes Riau selama Januari-Mei 2023. Kasus sifilis terbanyak ditemukan di Dumai mencapai 43 kasus dan sudah 33 yang diobati,” jelasnya.

Baca Juga:  Tanpa Masker ke Tengah Lokasi Karhutla Riau, Ini yang Ditanya Jokowi kepada Petugas

Sebelumnya, lanjut Meli, kasus sifilis di Riau mencapai 608 kasus di tahun 2022. “Dari 608 kasus, 317 kasus telah diobati. Kasus tertinggi di Pekanbaru 159 kasus dan Dumai 130 kasus,” jelasnya.

“Belum bisa kita simpulkan apakah tren kasus sifilis ini mengalami kenaikan atau tidak, sebab periode tahun ini baru sampai Mei,” ungkapnya.

Sementara, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, penyakit sifilis atau raja singa juga dilaporkan meningkat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2016-2022).

Dari 12 ribu kasus menjadi hampir 21 ribu kasus dengan rata-rata penambahan kasus setiap tahunnya mencapai 17.000 hingga 20.000 kasus.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Muhammad Syahril membeberkan, presentase pengobatan pada pasien sifilis masih rendah.

Pasien ibu hamil dengan sifilis yang diobati hanya berkisar 40% pasien. Sisanya, sekitar 60% tidak mendapatkan pengobatan dan berpotensi menularkan dan menimbulkan cacat pada anak yang dilahirkan.

“Rendahnya pengobatan dikarenakan adanya stigma dan unsur malu. Setiap tahunnya, dari lima juta kehamilan, hanya sebanyak 25% ibu hamil yang di skrining sifilis. Dari 1,2 juta ibu hamil sebanyak 5.590 ibu hamil positif sifilis,” kata dr. Syahril.

dr. Syahril mengimbau pasangan yang sudah menikah agar setia dengan pasangannya untuk menghindari sex yang beresiko. Bagi yang belum menikah agar menggunakan pengaman untuk menghindari hal-hal yang dapat beresiko untuk kesehatan dan pertumbuhan mental.

Sumber: MCR