SIAK (Infosiak.com) – Realita miris dunia pendidikan di wilayah Kabupaten Siak masih bisa ditemukan di sejumlah sekolah yang tersebar di beberapa kampung dan kecamatan.
Tak hanya kondisi dinding bangunan yang terlihat usang dan berjamur, bahkan ada juga kondisi atap bangunan yang sudah keropos dan bocor. Ditambah lagi halaman sekitar sekolah yang tampak semak akibat ditumbuhi rerumputan liar hingga terkesan kurang terawat/terperhatikan.
Fenomena masih ditemukannya fasilitas sekolah di Siak yang kondisinya terlihat memprihatinkan itu, seolah tidak sesuai dengan gembar-gembor yang pernah digaungkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak yakni meningkatkan fasilitas, mutu, dan kualitas pendidikan.
Bagaimana mungkin mutu pendidikan bisa menjadi baik dan maju jika fasilitas yang ada tidak memadai (tidak layak, red). Lantas di mana kepedulian OPD terkait?.
“Masih banyak fasilitas sekolah di Siak ini yang kurang memadai, tapi seolah ditutup-tutupi agar tidak diketahui oleh publik. Oleh sebab itu, kami minta kepada rekan-rekan media untuk bisa sesering mungkin meninjau kondisi sekolah-sekolah yang ada di pelosok kampung, banyak yang rusak dan amburadul,” sebut warga Siak, Selasa (23/07/2024) lalu, kepada Infosiak.com.
Dari sejumlah foto/gambar kondisi sekolah di Siak yang diterima Infosiak.com, terlihat jelas adanya beberapa sekolah yang kondisinya benar-benar di luar dugaan, yakni sudah mengalami kerusakan dan tidak terperhatikan oleh Pemkab Siak.
Ada yang plafonnya ambrol, atapnya bocor, pagarnya bobrok, hingga kondisi meja-kursi di dalam ruang kelas yang nyaris lapuk. Padahal sekolah tersebut berada/berlokasi di tepian jalan raya dan bukan di pelosok kampung.
Menyinggung soal fasilitas meja-kursi, pada setiap tahun Pemkab Siak melalui Disdikbud mengalokasikan anggaran untuk pengadaan meubeler (meja-kursi, red) hingga mencapai miliaran rupiah. Namun anehnya masih juga ditemukan meja-kursi kayu yang kondisinya sangat memprihatinkan.
Selain itu, pada setiap tahun Disdikbud Siak juga menggelontorkan anggaran mencapai hingga puluhan miliar untuk pembangunan maupun perbaikan fasilitas sekolah. Namun belakangan ini sempat beredar kabar bahwasanya fasilitas sekolah yang kerap diperhatikan oleh Disdikbud hanyalah sekolah-sekolah yang dekat dengan ibukota kabupaten, yakni yang ada di sekitar Kecamatan Siak dan Mempura. Benarkah demikian?.
Kondisi fasilitas sekolah di Siak yang terlihat memprihatinkan itu, tidak hanya sarana dan prasarana Sekolah Dasar (SD) saja, melainkan juga Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada di bawah naungan Disdikbud Siak.
Anehnya, pada beberapa waktu lalu posisi jabatan Kepala Bidang (Kabid) SMP sempat dipegang oleh Fahrurrozi yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Disdikbud Siak. Namun di saat dirinya masih menjabat sebagai Kabid SMP, seolah ia jarang turun ke lapangan untuk melihat kondisi bangunan fisik SMP yang ada di wilayah Kabupaten Siak.
Bahkan di saat ia telah diamanahi jabatan sebagai Sekretaris Disdikbud Siak, ia sempat mengaku bahwa dirinya memang jarang turun ke lapangan (sekolah, red), hanya Kabid dan staf saja yang kerap turun untuk melakukan peninjauan.
Dengan masih banyaknya ditemukan fasilitas sekolah yang kurang memadai di wilayah Kabupaten Siak, tentunya akan berbanding terbalik dengan apa yang pernah digaungkan oleh Pemkab Siak yakni “Peduli Pendidikan”.
“Iya mas, sejak Dua tahun belakangan ini sekolah kami tidak mendapatkan bantuan/pembangunan ataupun perbaikan (rehab, red) dari Disdikbud Siak. Padahal bisa lihat sendirilah kondisinya, ruangan majelis guru dan ruang perpustkaan sudah sangat tidak layak, atapnya pada keropos dan bocor,” sebut Kepsek yang enggan disebutkan namanya, Kamis (25/07/2024) kemarin, saat ditemui di sekolahnya.
Pada kesempatan tersebut, Kepsek yang mengaku sudah lebih dari Enam tahun menjabat di sekolahnya itu memperkenankan awak media untuk meninjau seluruh fasilitas yang ada. Selain terlihat kondisi atap dan plafon yang amburadul, pada bagian lantai bangunan juga terlihat sudah sangat memprihatinkan.
Menurut Kepsek, sekolahnya itu merupakan salah satu sekolah berpestasi di Kabupaten Siak. Namun sangat disayangkan sekolah tersebut kurang mendapatkan perhatian dari Pemkab Siak. Hal itu terlihat dengan ditemukannya fasilitas rusak yang tak kunjung mendapatkan bantuan perbaikan dari Pemkab Siak.
Kepsek mengaku sangat khawatir bilamana namanya dicantumkan dalam berita (narasumber, red). Kekhawatiran Kepsek itu disebabkan karena ia hanya sebatas bawahan yang bekerja di sekolah. Sedangkan atasannya adalah para pejabat yang ada di Disdikbud Siak.
“Kami sangat berharap tahun depan fasilitas yang rusak ini bisa diperbaiki oleh dinas. Namun saya khawatir bila berkomentar tentang kondisi sekolah,” tutupnya.
Kekhawatiran Kepsek yang bertugas di wilayah Kecamatan Dayun itu, ternyata juga sama dirasakan oleh Kepsek-kepsek yang lain dalam hal berkomentar atas kondisi yang ada di sekolahnya, sehingga terkait kondisi sekolah yang ada di Kabupaten Siak sulit untuk terpublis. Sampai kapan hal ini harus terjadi?.
Guna mendapatkan jawaban atas kondisi sekolah di Siak yang terkesan kurang layak tersebut, Infosiak.com mencoba mengkonfirmasi Sekretaris Disdikbud Siak Fahrurrozi M.Pd melalui pesan whatsapp.
Namun Sekretaris Disdikbud Siak itu tak berkenan memberikan jawaban terkait solusi dan langkah-langkah kebijakan apa yang akan diambil untuk mengatasi banyaknya fasilitas sekolah yang rusak tersebut, dirinya justeru malah bertanya ke awak media.
“SD berapa ini?. Bisa diskusi langsung sama Ade atau Kabid SD?,” jawab Fahrurrozi, via pesan whatsapp.
Atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Sekretaris Disdikbud Siak kepada awak media itu, seolah menunjukkan bahwa ia tidak memiliki kapasitas/kemampuan untuk mencarikan solusi. Dan justeru malah melemparkannya ke bawahan (Kabid/Kasi, red). Lantas layakkah ASN yang tidak memiliki kapasitas dipilih sebagai Kepala Dinas (Kadis)?.
Anehnya lagi, mantan Kabid SMP Disdikbud Siak itu juga terkesan tidak hafal dan tidak mengenali bentuk fisik (bangunan sekolah, red) yang selama ini berada di bawah naungannya. Sehingga dirinya menanyakan kepada awak media lokasi dan SD berapa.
Laporan: Atok