PERAWANG (Infosiak.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Riau mencatat lebih dari 3.300 hektare lahan di Riau hangus terbakar hingga awal Juli 2019. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau telah mengaktifkan satgas karhutla setelah sebelumnya menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019.
Demi mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas mendukung Pemprov Riau. Fire Operation Management Head PT Arari Abadi, Deny Widjaya, mengatakan untuk mengatasi musim kemarau 2019, perusahaan melakukan evaluasi dari kegiatan pemadaman pada tahun sebelumnya.
Pembelajaran itu kemudian diaplikasikan ke sistem manajemen penanggulangan kebakaran hutan terintegrasi yang terdiri atas empat pilar utama, yaitu pencegahan, persiapan, deteksi dini, dan respons cepat.
“Di tahap pencegahan, kami menyusun peta area rawan kebakaran, membentuk satgas anti kebakaran, membentuk pos pantau terpadu, serta sosialisasi kepada masyarakat dengan pemasangan papan informasi, penyebaran buklet, dan program Desa Makmur Peduli Api atau DMPA,” kata Denny di PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) Sinar Mas Group, Perawang, Siak, Riau, Kamis (25/7/2019).
Ia mengungkapkan, untuk tahap persiapan, perusahaan telah menyiapkan 862 anggota regu pemadam kebakaran, 505 personel masyarakat peduli api, 46 unit speedboat, 5 unit airboat, 24 drone, dan 4 helikopter waterbombing.
Sementara untuk tahap deteksi dini, lanjut Denny, perusahaan melakukan patroli di darat, air, dan udara untuk melakukan pemantauan api melalui 32 unit kamera thermal dan CCTV serta 43 menara api yang tersebar di beberapa wilayah.
Penggunaan teknologi juga dilakukan melalui sistem monitoring titik panas melalui citra satelit yang langsung tersambung ke situation room yang bekerja selama 24 jam setiap harinya untuk memantau titik panas.
“Di situation room ini untuk sistem deteksi dini, prediksi cuaca, dan mengetahui indeks mudahnya terjadi kebakaran. Dari itu semua, nanti teridentifikasi hotspot, lalu ditentukan wilayah prioritas yang harus ditangani oleh tim respons cepat. Kemudian verifikasi ke lapangan,” jelasnya.
Setiap ada perubahan titik panas yang tidak biasa, tim disiagakan untuk melakukan pengecekan di lapangan dalam waktu kurang 24 jam. Jika terbukti ada titik api, perusahaan akan langsung mengirimkan tim dari dispatch centerterdekat sebagai langkah respons cepat.
Sumber : Detik
Editor : Afrijon