SIAK (Infosiak.com) – Badan Restorasi Gambut (BRG) akan melibatkan tokoh agama untuk ikut mengedukasi masyarakat dalam mengkampanyekan upaya restorasi gambut di tiga wilayah Sumatera Jambi, Riau, dan Sumatera Selatan (Palembang).
Bupati Siak H Syamsuar usai membuka acara Work Shop peningkatan kapasitas para Da’i Restorasi gambut, yang di taja BRG RI di Aula Hotel Grand Mempura, Rabu (03/10/2018). Menyebutkan, peran para Ustadz sangat di harapakan mereka dapat menjelaskan kepada umat, dampak kebakaran hutan dan lahan gambut bagi lingkungan dan mahkluk hidup.
“Saya mengapresiasi kegiatan yang telah BRG buat, para da’i ini diberi bekal, edukasi, guna memperkaya ilmu dan meningkatkan kapasitas para da’i. Sehinga mereka dapat menjelaskan kepada masyarakat, bahaya dari kebakaran lahan gambut,” ungkap Syamsuar.
Di jelaskannya, para Ustadz harus mampu berperan ganda, selain menyampaikan risalah, wahyu dan hadist rasulullah, juga membantu uli ambri dalam menjaga lingkungan dari kerusakan. Ustadz juga menjadi pelopor dalam restorasi gambut.
Dari data yang di sampaikan BRG dari total luas Riau, terdapat 61 persen lahan gambut. Sedangkan di Siak dari 14 kecamatan 9 kecamatan terdapat lahan gambut. Namun sejak 2014 kebakaran hutan dan lahan di kabupaten Siak jumlah titik api di temukan sedikit. Artinya kesadaran masyarakat sudah mulai tubuh.
“Dalam empat tahun terakhir kita telah berhasil menangulangi kebakaran hutan dan lahan, kami di Siak sudah membentuk kelompok mayarakat peduli api, kerjasama antara TNI, Polri, perusahan dan juga organiasi pecinta lingkungan. Adanya kabut asap saat ini pada jam jam tertentu di Siak, ini merupakan asap kiriman,” terang Syamsuar.
Ungkapnya lagi, Urusan Restorasi Gambut ini tidak hanya tanggung jawab umat islam semata, namun juga umat Kristen, Budha, Katolik juga. Para pendeta menyampaikan program BRG, kepada jemaahnya. Karena pemilik lahan tidak hanya muslim tapi juga non muslim juga banyak.
“Kita mau terkait pengelolaan lahan gambut ini tidak hanya tangung jawab BRG, namun seluru Stakeholder di berikan tanggung jawab ini kepada para tokoh agama, agar kita punya visi yang sama. Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan,” tutup Syamsuar.
Sementara itu Deputi III bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan di wakili kelompok kerja BRG RI Suwingnya Utama mengatakan, kerusakan itu akar masalahnya bersumber dari perilaku kelembagaan, perilaku SDM, dan Manusia.
Di pilihnya Riau khususnya Kabupaten Siak sebagi tempat penyelengaraan, karena Riau dari luas lahannya 61 persen terdapat lahan gambut, yang juga termasuk rentan terhadap kerusakan dan kebakaran lahan gambut.
“Riau memiliki lahan gambut terluas di Pulau Sumatera, yaitu 5,09 juta hektare atau 56,42 persen dari luas total lahan gambut di Sumatera, oleh sebap itu riau masuk dalam program BRG dalam restorasi gambutnya,” katanya.
Sebutnya lagi, Dalam Al Quran juga sudah di jelaskan, jika alam ini di rusak akibat keserakahan manusia, maka tunggulah kehancuran, dari pesan risalah ini. Dari Aspek moral ini lah BRG akan bekerjasama dengan para da’i. Karena da’i Ustadz lah yang dapat menyampaikan pesan moral kepada jemaahnya, melalui ulamah pesan restorasi gambut ini akan mudah sampai ke masyarakat.
Selain H Syamsuar yang hadir, tampak hadir Sekda Riau selaku ketua tim restorasi gambut, daerah Provinsi Riau Ahmad Hazazi, dan 60 orang peserta da’i ketua BRG kabupaten dari tiga daerah, Sumsel, Jambi dan Riau untuk regional sumatera.
Laporan : Jhon
Editor : Afrijon