NUSA DUA (Infosiak.com) – Konferensi ekonomi kreatif dunia yang pertama digelar di Bali. Acara bertajuk World Conference on Creative Economy (WCCE) yang diselenggarakan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia itu berlangsung tiga hari, dari tanggal 6-8 November 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) dihadiri oleh Wakil Bupati Siak Drs.H.Alfedri,M.Si.
Sebanyak 20 tokoh ternama di bidang industri kreatif dunia, perwakilan pemerintah, dan organisasi internasional menjadi pembicara dalam acara ini. Sejumlah nama seperti Pemenang Sutradara Terbaik Emmy Awards, Lisa Russell, CEO Elevation Barn, Will Travis, CEO and Founder of Bolanle Austen-Peter Production, Bolanle Austen-Peter, President of China Film Group Corporation, Le Kexi hingga CEO and Co-Founder Moonton (Mobile Legends), Justin Yuan hadir dalam konferensi ini.
Selain itu, dari dalam negeri hadir Menteri Keuangan, Sri Mulyani, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Co-founder dan CEO of Net Mediatama Television, Wishnutama Kusubandio, dan banyak lagi. Acara ini rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini, namun berhalangan hadir.
Acara ini mengusung tema Inclusively Creative dengan mengangkat lima isu utama, yakni kohesi sosial, regulasi, pemasaran, ekosistem, dan pembiayaan industri kreatif. Nantinya, akan dirumuskan Deklarasi Bali yang bakal diusulkan ke Sidang Umum PBB di tahun depan.
“Kenapa tema Inclusively Creative? Kami ingin ada common understanding (pemahaman bersama) dan common ground (landasan bersama) untuk mengembangkan ekonomi secara global. Karena itu kunci utama pengembangan ekonomi kreatif adalah kolaborasi,” kata Kepala Bekraf, Triawan Munaf.
Selain konferensi, acara ini juga menghadirkan Creativillage yang merupakan pameran booth berupa kapsul-kapsul interaktif, yang terdiri para peserta lokal dan internasional. Para pelaku kreatif maupun masyarakat bebas mengunjungi side event ini.
Salah satu booth pameran busana terdapat busana tenun siak karya seorang desainer dari
Tim Kolaborasi Kolaborasi Nusantara atau IKKON Dede Ananta, yang digagas Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) “Akosiak” sebagai brand produk hasil kolaborasi dengan masyarakat Kabupaten Siak.
Busana apik yang dibalut tenun Siak tersebut menjadi pusat perhatian pengunjung, tak sedikit pengunjung yang memuji kain olahan asli dari Siak tersebut, “Cantik kainnya, apa lagi ada benang emasnya jadi terlihat lebih mewah,” ungkap Rina (20th) salah seorang pengunjung.
Disisi lain, juga terdapat Booth pameran Galeri Film Indonesia, booth ini menawarkan dan merekomendasikan 5 (lima) daerah kepada pengunjung yang ingin mencari lokasi shooting film, salah satunya kabupaten Siak.
Perfilman merupakan salah satu sektor prioritas dalam sub-sektor ekonomi kreatif. Film juga sekaligus menjadi medium sempurna sebagai lokomotif bagi pengembangan sub-sektor ekonomi kreatif lainnya. Potensi tersebut yang sudah sepatutnya dikembangkan dengan mempersiapkan perangkat daerah dan pelaku perfilman terkait untuk mampu mengelola layanan lokasi shooting pada daerahnya.
Siak juga termasuk dalam rekomendasi lokasi Shooting. BPI (Badan Perfilman Indonesia) membentuk Komisi Film di 5 daerah; Provinsi DI Yogyakarta, Kotamadya Bandung, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Siak yang telah melakukan akta kesepahaman dengan Bekraf untuk meningkatkan kontribusi perekonomian daerah melalui perfilman.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Siak Djumanotias mengatakan, dari lima daerah ini baru Negeri Istana yang sejauh ini telah resmi mengikat kesepahaman dengan Badan Perfilman Indonesia.
“Terpilihnya Siak tidak terlepas dari beragam potensi sudah tersedia di daerah, semisal lansekap perkotaan yang indah, tingginya nilai kesejarahan dan budaya yang ada, serta kehadiran komunitas fotografi dan film lokal yang terus bertumbuh” kata Tias beberapa waktu lalu saat menghadiri
Wakil bupati siak Drs.H.Alfedri, M.Si hadir dalam acara tersebut menjelaskan, adanya produk siak dan penawaran lokasi shooting ini juga menjadi peluang untuk para penggiat film dan desainer, baik dari dalam dan luar negeri “Ini menjadi peluang bagi kita untuk mempromosikan siak, apa lagi berbagai negara juga hadir dalam acara ini”, Ungkapnya.
Lebih lanjut Alfedri juga berharap dari kegiatan ini kedepan akan berdampak kepada perkembangan perekonomian di Siak, “ekonomi kreatif memiliki potensi untuk menjadi solusi pertumbuhan ekonomi, saat ini kontribusi ekonomi kreatif masih relatif kecil, dan seharusnya dapat memberikan kontribusi lebih besar lagi”, Harapnya.
“Karena ini tidak hanya bagus untuk masyarakat tapi juga bagus untuk ketahanan ekonomi Indonesia pada umumnya. Pemerintah sudah menetapkan Bekraf, ini salah satu langkah bersejarah untuk mengembangkan ekonomi kreatif, sehingga kedepannya berdampak bagus pada pertumbuhan ekonomi kita”, Jelasnya.
Ada pula bermacam-macam creative sessions dengan berupa workshop maupun talkshow yang juga bisa diikuti dengan gratis.
Sebagai informasi, ekonomi kreatif memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional karena mampu menyumbang Pendapatan Dometik Bruto (PDB) hingga Rp 922 triliun pada 2016. Kontribusi ekonomi kreatif Indonesia ke PDB bahkan yang terbesar ketiga di dunia dengan 7%, di bawah Amerika Serikat (11%) dan Korea Selatan (9%).
Sumber : Rilis-Humas
Editor : Afrijon