PEKANBARU (Infosiak.com) – Titik panas (hotspot) di Riau semakin marak. Ahad (3/3/2019) pagi, satelit modis Terra dan Aqua mendeteksi 43 hotspot yang tersebar di 4 wilayah di Riau.
“Hari ini 43 hotspot terpantau di Riau. Jumlah ini lebih banyak jika dibandingkang dengan hari sebelumnya. Untuk hotspot terbanyak itu ada di Kepulauan Meranti,” ujar Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, Sukisno, Ahad (3/3/2019).
Mengutip laman Cakaplah, Sukisno mengatakan, 43 hotspot tersebut tersebar di Bengkalis 2 titik, Kepulauan Meranti 27 titik, Pelalawan 13 titik dan Indragiri Hilir 1 titik.
“Dari jumlah tersebut, 31 titik merupakan titik api karena memiliki level konfidence di atas 70 persen yang berarti di wilayah tersebut diduga kuat ada aktivitas kebakaran hutan dan lahan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, 31 titik api itu berada di Bengkalis 1 titik, Kepulauan Meranti 22 titik dan Pelalawan 8 titik,” ucapnya.
“Kita terus mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadi Karhutla,” imbuhnya.
Untuk wilayah Sumatra, Riau masih jadi penyumbang hotspot terbanyak. Dari 51 hotspot, 43 diantaranya ada di Riau. Sementara sisanya yakni 8 titik ada di Kepulauan Riau.
Kabut asap kebakaran lahan-hutan mulai selimuti Pekanbaru
Dilansir laman antaranews, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah pesisir Provinsi Riau mulai menyelimuti Kota Pekanbaru, Minggu.
Staf analis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Bibin Sulyanto di Pekanbaru, Minggu, mengatakan kabut asap tipis yang sejak pagi meliputi Pekanbaru berasal dari Kabupaten Kepulauan Meranti, yang dalam dua hari terakhir sebagian lahan dan hutannya terbakar.
“Memang asap. Tapi kiriman dari Meranti,” katanya.
Dia menyatakan kabut asap yang meliputi Kota Pekanbaru belum sampai mengganggu pandangan. Jarak pandang di kota itu masih delapan kilometer. Kabut asap juga tidak sampai mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
“Visibility masih delapan kilometer. Masih asap tipis, dan belum mengganggu penerbangan,” ujarnya.
Namun beberapa warga Pekanbaru mengaku mulai merasakan gangguan seperti mata pedih akibat kabut asap.
“Cuaca memang tidak seperti biasa. Mata juga seperti pedih saat kita mengendarai motor. Saya baru sadar kalau ini kabut asap,” kata Muhammad Halimi, warga Panam, Pekanbaru.
BMKG Stasiun Pekanbaru mendeteksi puluhan titik panas sepanjang akhir pekan ini di pesisir Riau. Berbeda dengan sebelumnya, saat titik panas terpusat di Pulau Rupat, Bengkalis, kali ini BMKG mendeteksi titik panas menyebar di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Pada Minggu, BMKG mendeteksi total 43 titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan di seluruh Riau. Dari 43 titik panas itu, 27 titik di antaranya terdeteksi di Kabupaten Kepulauan Meranti. Selain itu, ada 13 titik panas di Pelalawan, dua titik di Bengkalis dan satu lainnya di Indragiri Hilir.
Sebanyak 31 dari 43 titik panas itu, menurut BMKG, merupakan titik api yang merupakan indikasi kuat kebakaran hutan dan lahan. Menurut BMKG, 22 dari titik api itu ada di Meranti, delapan di Pelalawan serta satu di Bengkalis.
Editor : Afrijon