SIAK (Infosiak.com) – Istana Asserayah Al Hasyimiah yang terletak di Kota Siak Sri Indrapura, selain dikenal sebagai salah satu tempat obyek wisata menarik (favorit, red) di wilayah Provinsi Riau, juga dikenal sebagai salah satu peninggalan sejarah (eks Kerajaan Siak, red) yang sampai hari ini masih terjaga dan terawat dengan baik. Bahkan di dalam Istana tersebut, masih tersimpan sejumlah benda-benda kuno yang diperkirakan sudah berusia ratusan tahun.
Dari sekian banyak benda-benda kuno yang tersimpan di dalam Istana Asserayah Al Hasyimiah itu, salah satunya adalah alat musik asal Eropa yakni Jerman yang disebut “Komet”.
Berdasarkan informasi dan keterangan yang diterima Infosiak.com dari tokoh masyarakat Siak H Said Muzani, salah satu komponen/bahan untuk alat musik Komet tersebut terbuat dari baja.
“Komet ini sejenis alat musik gramofon, plat lagunya terbuat dari baja, sedangkan ukurannya berdiameter 90 centi meter. Alat musik ini dibunyikan dengan cara diengkol, karena system putaran piringannya dengan memakai/menggunakan per,” terang H Said Muzani, Jum’at (25/01/2019) malam, saat berbincang-bincang bersama Infosiak.com.
Diceritakannya juga, alat musik Komet tersebut diperoleh/didapat oleh Sultan Siak ke-11 yakni Sultan Syarif Hasyim dari perjalanan/lawatannya ke Benua Eropa pada tahun 1899 yang lalu.
“Alat musik Komet ini dibawa oleh Sultan Siak ke-11 Sultan Syarif Hasyim dari lawatan beliau ke Jerman pada tahun 1899 Masehi. Lagu yang diputar pada musik ini terdiri dari lagu-lagu instrumental gubahan komponis terkenal abad ke-18, yang terdiri dari Mozart, Bethoveen dan Strauss,” imbuhnya.
Tokoh masyarakat Siak yang juga selaku (penjabat, red) Kepala Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf) Dinas Pariwisata Kabupaten Siak itu menambahkan, alat musik Komet itu dulunya kerap dibunyikan di Istana saat Sultan sedang beristirahat, atau di saat menyambut kedatangan para tamu yang ingin bertemu (menghadap, red) Sultan.
“Musik ini dibunyikan di Istana saat-saat Sultan Istirahat dan menyambut kehadiran tamu di Istana. Saat ini musik Komet ini masih aktif dibunyikan di saat tertentu, seperti ketika ada kunjungan tamu-tamu besar mengunjungi Istana Siak. Karena usianya sudah ratusan tahun, maka tidak sembarangan untuk dibunyikan. Konon di dunia alat musik Komet ini hanya tinggal Dua saja, Satu di Siak, dan salahsatunya lagi di museum di Jerman,” tutupnya.
Laporan: Miswanto/Tok
Editor: Afrijon