SIAK (Infosiak.com) – PT Twink sebagai pemenang tender proyek pembangunan Gardu Induk 150 Kv di Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau, saat ini, diduga ada praktek pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan aturan antara PT Mitra Purnama Engineering (MPE) dengan PT Twink Indonesia.
Dari keterangan yang berhasil dihimpun Infosiak.com, PT Twink Indonesia terindikasi tidak sesuai dengan prosedur dalam memilih PT MPE sebagai subkontraktor pengerjaan pembangunan GI 150 Kv di Mempura Siak.
“Disinyalir adanya dugaan praktek (kongkalikong) dalam pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan undang undang. Diduga ada project dari pihak PT Twink Indonesia yang menitip harga atau backup pasang badan untuk PT MPE ini,” ujar salah satu sumber terpecaya.
Dia menambahkan, kenapa subkon ini yang dalam artian tidak benar di lapangan pun tidak ada tindakan tegas, dan terkesan dipertahankan. Apalagi PT PLN (Persero) sebagai pemberi kerja telah mengetahui perihal kerja subKkon tersebut sudah tidak benar. “Ini permainannya terlalu kotor,” tandasnya.
Menaggapi hal itu, Site Manager PT Twink Indonesia Zainal mengaku tidak faham mengenai adannya unsur kedekatan dan kongkalikong dengan PT MPE.
“Kalo ini saya kurang paham. Tapi setau saya tidak ada. Kalo menurut saya bukan backup tapi PT MPE lebih dipercaya dan konfiden jika bekerja dengan yang satu suku dengan mereka. Tapi maaf ya itu hanya praduga saja,” kata Zainal selaku Site Manejer PT Twink Indonesia, kepada wartawan.
Ia pun mengaku PT MPE lebih percaya jika bekerja dengan orang satu kampung. “Sama sama dari Medan mereka lebih percaya,” sambung Zainal.
Mengenai adanya beberapa persoalan seperti pencemaran limbah pengeboran yang mencemari lingkungan masyarakat setempat, pihak PT Twink Indonesia sudah menegur PT MPE.
“Kami dari PT Twink Indonesia sudah menegur subcon kami. Kami akan segera membuat saluran permanen sesuai permintaan dari Kepala Dinas PU Tarukim Siak dan Manager UPPJ Riau dan Kepri,” jelasnya.
Ditanya terkait pengawasan yang dilakukan terhadap PT MPE, Zainal mengaku perusahaannya selama ini melakukan pengawasan per minggu.
“Kami mengawasi progress kerja mereka, untuk urusan limbah dan pekerja itu mutlak tanggung jawab PT MPE,” tegas Zainal.
Laporan : Jhon
Editor : Afrijon
