SIAK (Infosiak.com) – PCNU Kabupaten Siak menegaskan tetap menjaga jarak iring dengan semua kandidat menjelang Pilkada serentak. Hal ini ditegaskan untuk membendung isu yang beredar bahwa PCNU Siak condong terhadap kandidat tertentu. Apalagi momen Silaturahmi pada perayaan Idul Fitri lantas digunakan untuk memframing kedekatan antara Kyai-Kyai NU dengan tokoh tokoh yang akan maju pada Pilkada serentak.
“Sebenarnya kita kurang arif berbicara Pilkada dalam situasi semacam ini. Tapi karena media sudah terlanjur membangun framing-framing terhadap Kyai-kyai kami, maka ini perlu diluruskan. Apa yang sudah dicitrakan sejatinya bukan seperti itu. Kyai-kyai kami terbuka terhadap siapapun. Siapa yang datang, sowan tentu harus dihormati sebagai tamu. Dalam Islam setiap tamu wajib dimuliakan,” kata juru bicara PCNU Kabupaten Siak, Didik Herwanto, Sabtu (30/05/2020).
Untuk itu, sifat terbuka Kyai-kyai NU ini jangan lantas digunakan untuk membangun citra politik. Karena dalam berbagai kesempatan, NU sudah menegaskan bahwa tidak kemana mana. Warga Nahdliyin dibebaskan dalam menentukan pilihan politiknya. Tidak ada instruksi khusus harus ke kandidat tertentu.
“NU tidak anti terhadap politik. Kita pasti berpartisipasi dalam momen-momen politik. Tapi tidak ada mobilisasi terhadap kandidat tertentu. Saya pikir poinya itu,” sambungnya.
Ditegaskan Didik, warga Nahdliyin sudah memiliki standar penilaian sendiri untuk memilih pemimpin. Siapa saja yang condong dekat dengan kelompok kelompok intoleran maka tidak masuk dalam klasifikasi pemimpin pilihan NU. Sebab NU dari dahulu sampai hari ini kepentinganya adalah menjaga NKRI dan Islam Wasatiyah (moderat).
“Meski tidak ada mobilisasi, Nahdliyin sudah tahu siapa yang akan mereka pilih. Karena sejak lama sudah tertanam bahwa kami tidak akan berkompromi dengan kelompok kelompok Intoleran. Termasuk siapa saja yang memiliki kedekatan dengan mereka,” tegasnya.
Menurut Didik, Ketua PCNU Kabupaten Siak KH Toyib Firdaus berpesan kepada tokoh tokoh yang akan maju pada Pilkada nanti agar menahan diri. Jangan membangun narasi politik apapun, mengingat Republik ini sedang dalam situasi krisis semacam ini.
“Saya beberapa hari lalu dipanggil oleh Kyai Toyib untuk menyampaikan pesan ini. Beliau mengimbau kepada siapapun untuk menahan diri. Kita semua sedang berfikir dan bekerja keras mengatasi pandemi ini. Jadi hal-hal yang bersifat politis direm dulu lah. Ini nanti menjadi kontra produktif,” sambungnya lagi.
Soal apresiasi terhadap siapapun itu sudah menjadi adab Kyai-Kyai NU. Karena yang dilihat Kyai, ulama, itu adalah sisi baik seseorang, bukan sebaliknya.
“Ya kalau Kyai kami memberikan apresiasi kepada tokoh itu hal yang wajar. Biasa saja. Jangankan tokoh, orang biasa saja yang barangkali memiliki aib tidak pernah diumbar-umbar oleh Kyai kami. Jadi itu adab, standar akhlak yang mereka praktikkan dalam kehidupan mereka sehari hari. Jadi jangan ditafsirkan terlalu jauh soal itu, apalagi menggunakan narasi yang berlebihan,” pungkasnya.
Laporan: Atok
Editor: Afrijon