MALANG (Infosiak.com) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengerahkan tiga helikopter untuk memadamkan kebakaran hutan di Riau. Sejauh ini, telah ada satu helikopter untuk memadamkan sejumlah titik api atau hot spot.
“Patroli terus berjalan, selalu dikontrol,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya usai memberikan kuliah tamu di Universitas Brawijaya Malang, Jumat 22 Februari 2019.
Kebakaran di Riau tahun ini, kata dia, memiliki pola yang berbeda dengan lima provinsi yang lain. Menurut dia, kebakaran hutan di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Jambi biasanya terjadi antara Juli sampai September. Ketika puncak musim panas.
Sementara di Riau, kata Siti, puncak musim panas terjadi pada Januari sampai Mei. Di bulan Mei akan turun dan naik kembali pada Juli.
“Penyebab kebakaran bisa terjadi karena faktor alam atau ada yang sengaja membakar,” katanya. Sedangkan gambut menjadi kering dan panas sehingga mudah terbakar. Apalagi di atas lahan gambut terdapat material kering yang mempercepat terbakar.
Saat ini, Pemerintah Riau menetapkan siaga darurat sampai Oktober mendatang. Siti Nurbaya menyambut dengan bagus agar meningkat kewaspadaan masyarakat setempat. Konsekuensinya, Pemerintah Pusat akan turun dan terlibat menangani kebakaran hutan tersebut.
“Kami melihat di Kalimantan Timur juga mucul kebakaran hutan, di Kalimantan Tengah belum,” katanya. Siti Nurbaya memantau melalui aplikasi di gawainya yang telah dipasang aplikasi khusus memantau hot spot. Selain itu, pola patroli terpadu melibatkan berbagai lembaga terus berjalan.
Sumber : Tempo
Editor : Afrijon