KOTOGASIB (Infosiak.com) – Jumlah orang di lingkungan Pondok Pesantren Ittihadul Muslim di Koto Gasib, Siak, dimanfaatkan Anggota DPR RI Komisi VII Sayed Abubakar A Assegaf dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal yang nantinya akan diubah menjadi energi sampingan, biogas, di Koto Gasib, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Selasa (26/3/2019)
Hadir Anggota Komisi VII DPR RI Sayed Abubakar Assegaf, Almukarom Ustadz Afrizal, Pimpinan Pondok Pesantren Ittihadul Muslim di Koto Gasib, Siak, Ibu Ir Laksmi Dewanthi, MA, Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun dan Limbah Non Bahan Berbahaya Beracun dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Dalam Sambutan Anggota DPR RI Sayed Abubakar Assegaf Komisi VII, menyampaikan dimana kotoran atau limbah (baik manusia maupun hewan) bisa kita olah menjadi biogas dan pupuk yang bermanfaat ekonomis sekaligus memberikan nilai positif bagi lingkungan hidup. Jadi tidak ada alasan membiarkan kotoran tetap menjadi kotoran yang berpotensi merusak lingkungan hidup.
Seperti yang tertulis di dalam “Hadist : Kebersihan adalah Sebagian dari Iman”. Jika kita menyelami lebih mendalam sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kebersihan adalah bagian siklus kehidupan yang berhubungan erat dengan kelangsungan lingkungan hidup serta memiliki nilai atau manfaat ekonomi. ujar Sayed yang biasa di sapa dengan panggilan Habib.
Berdasarkan data hasil kajian dan penelitian BPPT, setiap hari setiap orang rata-rata menghasilkan 0,3 kg kotoran.
> Satu kilogram kotoran manusia menghasilkan 0,05 meter kubik biogas.
> Satu meter kubik biogas sama dengan 0,62 liter minyak tanah atau 0,46 kg elpiji.
> Hitungan kasar, jika satu keluarga yang terdiri lima orang maka untuk 3.000 keluarga terkumpul 4.500 kg.
> Jika satu kilogram kotoran manusia menghasilkan 0,05 meter kubik biogas. Jadi, 3000 keluarga total bisa dihasilkan 225 meter kubik biogas, setara dengan 103,5 kg elpiji per hari atau sekitar 34 tabung elpiji 3 kg/hari.
> Ini belum lagi pupuk cair yang menjadi hasil sampingan yang merupakan pupuk baik bagi pertumbuhan tanaman.
Lanjut Sayed Abubakar, teknologi biogas juga merupakan teknologi tepat guna, aman (tekanan biogas tergolong rendah), menghasilkan pupuk organik serta mudah dikuasai masyarakat perdesaan. Kotoran (baik yang dihasilkan manusia maupun hewan) mengandung mikroba yang secara anaerob bisa menghasilkan biogas yaitu energi bersih yang bisa untuk memasak maupun penerangan (lampu) dan penggunaan lainnya.
“Lebih lanjut pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan praktis yang harapannya langsung bisa dipraktekan atau dilakukan. Oleh sebab itu, pada pelatihan ini akan dijelaskan secara teori dan praktik membuat digester biogas untuk mengolah kotoran menghasilkan bahan bakar yang ramah lingkungan. Biogas yang dihasilkan bisa langsung untuk menyalakan kompor untuk memasak, menyalakan lampu penerangan maupun dikemas dalam kantong plastik khusus”, ucap Sayed Abubakar A Assegaf.
Menutup kata sambutannya Sayed Assegaf, juga menyampaikan terima kasih atas kerjasama nya bersama kementerian serta dihadapan kita saat ini sudah hadir pakar dan ahli teknologi biogas dari KLHK. Beliau ini selain ahli dan pakar, juga memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam hal teknologi biogas. Beberapa digester biogas telah mereka bangun disejumlah pesantren dan lokasi lain di tanah air ini dengan aneka ragam bentuk dan ukurannya. tutup Sayed Abubakar A Assegaf.
Sumber : Detaksatu
Editor : Afrijon